Brasilia, Purna Warta – Israel melakukan genosida dengan membunuh anak-anak Palestina yang tidak bersalah, kata Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang percaya bahwa kekejaman rezim di Jalur Gaza tidak seperti perang.
“Apa yang terjadi bukanlah perang. Ini adalah genosida yang menyebabkan terbunuhnya hampir 2.000 anak-anak yang tidak ada hubungannya dengan perang ini. Mereka adalah korban perang ini,” kata Da Silva dalam pertemuan yang diadakan di istana presiden di ibu kota, Brasilia, Rabu (25/10).
Baca Juga : Presiden Brasil: Yang Terjadi di Gaza Bukan Perang, Melainkan Genosida
“Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana seseorang bisa berperang karena mengetahui akibat dari perang tersebut adalah kematian anak-anak yang tidak bersalah,” tambahnya.
Pemimpin Brasil itu memperingatkan bahwa apa yang terjadi di wilayah yang terkepung bukanlah persoalan diskusi “siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang menembakkan peluru pertama dan siapa yang menembakkan peluru kedua.”
Israel melancarkan perang di Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan terhadap kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang dilakukan rezim Israel selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Pemboman yang dilakukan rezim terhadap wilayah Palestina sejauh ini telah menewaskan 7.326 orang, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat.
Sebanyak 3.038 anak-anak Palestina kehilangan nyawa mereka secara tragis, menurut jumlah korban tewas terbaru. Jumlah orang yang terluka dalam serangan udara di Gaza juga mencapai 18.967 orang.
Israel juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat jalur pantai tersebut mengalami krisis kemanusiaan.
Baca Juga : Khatib Jumat Tehran: Badai al-Aqsa Menandai Titik Balik Sejarah Perlawanan Palestina
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat memperingatkan bahwa orang-orang di Gaza “tidak hanya mati akibat bom dan serangan, namun dalam waktu dekat akan lebih banyak lagi yang akan meninggal akibat dampak pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza.”