Washington, Purna Warta – Aaron Bushnell, seorang anggota aktif Angkatan Udara AS, membakar dirinya sendiri di luar kedutaan rezim Israel sebagai protes terhadap kampanye kematian dan kehancuran di Gaza. Dia meninggal Sabtu malam (23/2), kata para pejabat AS.
Baca Juga : Israel Lancarkan Serangan Udara ke Lebanon, Hizbullah Balas dengan Tembakan Roket
Dalam video kejadian tersebut, pria berseragam tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai Aaron Bushnell dan berkata, “Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida.”
Dia kemudian mengatakan bahwa apa yang akan dia lakukan sangatlah kecil jika dibandingkan dengan penderitaan rakyat Palestina.
Dalam rekaman tersebut, Bushnell terlihat meletakkan ponselnya di tanah sebelum menuangkan cairan tak dikenal dari botol logam ke tubuhnya dan menyalakannya sambil berteriak “Bebaskan Palestina!” berkali-kali.
Dia kemudian membakar dirinya saat dia berdiri di depan gerbang kedutaan di Washington D.C. pada Sabtu malam.
Baca Juga : Presiden El Salvador: Peradaban Barat Bisa Saja Runtuh
Penerbang berusia 25 tahun itu akhirnya terjatuh ke tanah saat petugas polisi bergegas memadamkan api.
Dia dilarikan ke rumah sakit dengan “cedera kritis yang mengancam jiwa.”
Mengutip pejabat AS, NBC News mengatakan pada Sabtu malam bahwa dia telah meninggal dunia.
Juru bicara Angkatan Udara AS, Ann Stefanek, juga membenarkan bahwa Bushnell adalah seorang penerbang aktif.
Baik Dinas Rahasia AS maupun Departemen Kepolisian Metropolitan menanggapi insiden tersebut.
Baca Juga : Konferensi WTO: Iran Sambut Baik Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dengan Negara-negara
Rekaman tersebut disiarkan langsung di platform media sosial Twitch tetapi kemudian dihapus.
Protes terhadap Israel hampir terjadi setiap hari di seluruh Amerika Serikat sejak rezim tersebut melancarkan kampanye berdarah di Gaza pada awal Oktober.
Kedutaan Besar Israel di Washington juga sering menjadi tempat protes semacam itu.
Israel telah membunuh hampir 30.000 orang di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang terkepung.
Baca Juga : Militer Zionis Serang Baalbek untuk Pertama Kalinya
Kelompok hak asasi manusia internasional telah berulang kali mengatakan bahwa Washington, sekutu setia rezim tersebut, berisiko terlibat dalam kejahatan perang Israel di Gaza. Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menyediakan sekitar 21.000 amunisi berpemandu presisi ke Israel sejak bulan Oktober itu.