Washington, Purna Warta – Dalam wawancara pertamanya sejak kembali dari Asia pekan lalu di NBC News pada hari Selasa (9/8), Pelosi mengklaim perjalanan itu “benar-benar” sepadan dan mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak dapat membiarkan Cina mengisolasi Taiwan; pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
“Kami tidak bisa membiarkan pemerintah Cina mengisolasi Taiwan,” kata Pelosi. “Mereka tidak bisa menentukan siapa yang bisa pergi ke Taiwan.”
Baca Juga : Biden Tanda Tangani Dokumen Ratifikasi Persetujuan Keanggotaan NATO Finlandia dan Swedia
Pelosi mengatakan Presiden Xi Jinping “memiliki rasa tidak amannya sendiri” dan dia tidak akan membiarkan Xi mengendalikan jadwal anggota Kongres.
“Dan apa yang dilakukan orang Cina adalah apa yang biasanya mereka lakukan,” tambahnya.
“Kami bertemu dengan setiap pembicara di kelima negara dan anggota parlemen mereka, jadi ini sangat produktif. Dan dalam hal Taiwan, kami tidak akan mengeluarkan Taiwan dari daftar kami karena presiden Taiwan telah mengundang kami. Presiden Cina tidak melakukan jadwal kami,” tambahnya.
Rabu lalu, Pelosi mendarat di Taiwan, meskipun ada peringatan keras dari Cina dan di tengah meningkatnya ketegangan antara dua negara adidaya dunia.
Dari wilayah pemerintahan sendiri, Pelosi mengkritik Beijing dan kepemimpinannya, sambil dengan hati-hati menguraikan batasan komitmen AS untuk mempertahankan pulau itu.
Pelosi mengatakan kunjungannya dimaksudkan untuk memperjelas bahwa Amerika Serikat tidak akan meninggalkan pulau itu.
Cina telah memperingatkan AS dan Pelosi terhadap kunjungan itu, karena memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang suatu hari akan bergabung kembali dengan Cina. Menanggapi kunjungan Pelosi ke Taiwan, tentara Pembebasan Rakyat Cina memulai latihan militer terbesar yang menargetkan Taiwan dalam beberapa dekade.
Cina melakukan latihan militer di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan.
Baca Juga : IRGC Kecam Kejahatan Terbaru Zionis di Palestina
Kunjungan Pelosi yang kontroversial dan tidak tepat waktu telah dikutuk di seluruh dunia, dengan negara-negara seperti Rusia, Iran, Pakistan dan Korea Utara yang mendukung kebijakan Satu Cina dan mengecam pelanggaran integritas teritorial Cina.
Hubungan antara Washington dan Beijing telah mencapai titik terendah baru di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Cina melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah memperingatkan Washington agar tidak bermain api, bersumpah untuk menghukum mereka yang mengabaikan peringatan Beijing.