New York, Purna Warta – Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan Israel mempunyai kewajiban ketat berdasarkan hukum kemanusiaan internasional untuk menjamin keselamatan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, yang terkepung.
Juru bicara Israel Ravina Shamdasani mengatakan pada hari Selasa, menurut hukum internasional, Israel harus memastikan warga sipil memiliki akses terhadap perawatan medis, makanan yang cukup, air bersih dan sanitasi.
Baca Juga : Aparat Polisi Bubarkan Aksi Pro-Palestina di Universitas Swiss ETH Zurich
“Kegagalan untuk memenuhi kewajiban ini bisa berarti pengungsian paksa, yang merupakan kejahatan perang,” kata Shamdasani. “Ada indikasi kuat bahwa ini [serangan Rafah] dilakukan dengan melanggar hukum kemanusiaan internasional.”
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah pasukan Israel merebut perbatasan Rafah dengan Mesir dalam serangan terhadap kota di selatan tersebut.
Staf medis di kota selatan mengatakan mereka prihatin dengan penutupan penyeberangan Rafah di tengah ancaman invasi darat Israel.
PBB dan badan-badan bantuan telah mendesak Israel untuk menghentikan serangan ke Rafah, memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Rezim Israel telah menguasai penyeberangan perbatasan Rafah.
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan Israel telah menolak akses badan tersebut ke dua penyeberangan utama ke Jalur Gaza, dan memperingatkan bahwa bahan bakar hanya tersedia untuk satu hari di wilayah tersebut.
Sementara itu, ketua hak asasi manusia PBB mengatakan perintah terbaru Israel kepada warga Palestina untuk mengevakuasi Rafah timur tidak manusiawi.
Volker Turk memperingatkan kegagalan Israel untuk memenuhi kewajiban hukum kemanusiaan internasional sehubungan dengan pengungsi sipil mungkin merupakan kejahatan perang.
Organisasi Kesehatan Dunia juga mengatakan perintah evakuasi akan menciptakan kebutuhan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Reaksi mengalir deras atas invasi Israel ke Rafah.
Baca Juga : Anggota Kongres Tlaib Desak ICC Keluarkan Surat Perintah Tangkap Netanyahu
Kepala kebijakan luar negeri UE, Josep Borrell, mengatakan dia kecewa dengan sikap Israel yang mengabaikan seruan komunitas internasional.
Tiongkok juga bereaksi terhadap invasi Rafah. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan Beijing dengan tegas menyerukan kepada Israel untuk memperhatikan tuntutan masyarakat internasional yang sangat besar dan berhenti menyerang Rafah.