HomeInternasionalAmerikaPBB: Eskalasi Perang Israel di Lebanon Harus Dihentikan

PBB: Eskalasi Perang Israel di Lebanon Harus Dihentikan

New York, Purna Warta – PBB telah menekankan bahwa eskalasi perang Israel di Lebanon harus segera dihentikan, di tengah kekerasan dan pemboman yang mematikan oleh rezim Israel.

PBB menyuarakan keprihatinan mendalam pada hari Senin “tentang eskalasi di Lebanon,” di mana serangan rezim Israel baru-baru ini telah menewaskan banyak orang Lebanon, termasuk wanita dan anak-anak.

“Serangan yang kami lihat pada perangkat komunikasi, pager, diikuti oleh serangan roket dan tembakan roket yang terjadi di kedua belah pihak … menandai eskalasi yang nyata,” Ravina Shamdasani, juru bicara kantor hak asasi PBB, mengatakan kepada AFP.

“Apa yang telah kami peringatkan selama ini, limpahan konflik regional, tampaknya tindakan dan retorika pihak-pihak yang berkonflik membawa konflik ke tingkat yang lain.”

Setelah hampir setahun saling serang lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel, serangan sejak akhir pekan lalu adalah yang paling intens sejak pecahnya perang Israel di Gaza.

Shamdasani menyoroti seruan dari seluruh komunitas internasional yang “memohon de-eskalasi”.

“Namun alih-alih de-eskalasi, yang telah kita lihat … adalah retorika lebih lanjut dengan rencana eskalasi lebih lanjut,” katanya.

“Kami sangat prihatin, sangat khawatir tentang eskalasi di Lebanon,” tegasnya. “Ini harus dihentikan.”

“Mengakhiri perang itu dan mencegah konflik regional yang meluas adalah prioritas mutlak dan mendesak,” kata Volker Turk di Jenewa.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Jumat bahwa serangan terhadap perangkat komunikasi melanggar hukum internasional dan dapat merupakan kejahatan perang.

Tanpa mengaitkan serangan itu dengan perangkat pager, Shamdasani menekankan bahwa “melakukan kekerasan yang dimaksudkan untuk menyebarkan teror di antara warga sipil merupakan kejahatan perang”.

“Penargetan serentak terhadap ribuan orang, baik warga sipil maupun anggota kelompok bersenjata, tanpa mengetahui di mana orang-orang ini berada… hal ini tidak dapat diterima menurut hukum internasional.”

Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, yang anggotanya termasuk di antara korban, menyalahkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu pada rezim Israel, dan berjanji akan melakukan pembalasan besar-besaran terhadap pasukan pendudukan Israel.

Rezim Tel Aviv dan Hizbullah telah saling tembak sejak pasukan pendudukan Zionis melancarkan perang genosida terhadap warga Palestina yang terjebak di Jalur Gaza yang terkepung pada Oktober tahun lalu, yang telah merenggut nyawa lebih dari 41.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak yang tidak berdaya.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here