Menlu Rusia Lakukan Pertemuan dengan Mantan Menlu AS di New Delhi

Purna Warta – Menteri Luar Negeri Rusia dan mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan utusan khusus Joe Biden untuk pemerintah saat ini dilaporkan sedang bertemu di New Delhi, India.

Menyusul ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat akhir-akhir ini duta besar Moskow tidak aktif di Washington. Namun media-media Rusia telah mengabarkan, diantaranya Tass yang mengutip sumber informasi di India, bahwa Menteri Luar Negeri Rusia John Kerry bertemu di New Delhi.

“Sebuah sumber di ibukota India mengatakan kepada wartawan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan utusan khusus Presiden AS John Kerry untuk perubahan iklim mengadakan pertemuan singkat di New Delhi,” lapor kantor berita Tass.

Menurut sumber tersebut, Lavrov dan Kerry bertemu di lobi sebuah hotel di ibukota India, di mana pejabat Rusia dan AS hadir, dan kedua belah pihak fokus pada perubahan iklim dan perubahan iklim.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di New Delhi pada hari Senin dalam perjalanan bisnis, dan John Kerry berada di India untuk membahas persiapan untuk KTT iklim virtual pemerintah AS berikutnya yang diketuai oleh Joe Biden.

John Kerry ( setelah menjabat sebagai Perwakilan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim) telah berkonsultasi dengan Lavrov mengenai Perjanjian Iklim Internasional Paris melalui telepon pada bulan Februari lalu.

Perjanjian Iklim Internasional Paris disepakati di masa pemerintahan Barack Obama dan ia adalah salah satu perancang dan pendukungnya. Namun, di era Donald Trump, Washington menarik diri kesepakatan itu, dan ketika Joe Biden berkuasa, dia mengumumkan kembalinya Amerika Serikat ke perjanjian ini.

Lavrov dan Kerry bertemu sebentar ketika duta besar Rusia untuk Amerika Serikat meninggalkan Washington menuju Moskow lebih dari dua minggu lalu dan belum kembali menyusul ketegangan baru-baru ini antara kedua negara.

Moskow mengambil tindakan untuk memanggil Anatoly Antonov pada akhir Maret 2012. Setelah itu Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pemimpin Rusia harus membayar mahal karena diduga mencampuri pemilihan AS. Dalam sebuah kesempatan ia menyebut bahwa Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.

Baca juga: Rusia: Sanksi terhadap Junta Myanmar Bisa Picu Perang Saudara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *