Washington, Purna Warta – Media Amerika Serikat menyebut polisi Prancis, yang dalam beberapa tahun terakhir memiliki persenjataan paling lengkap dibanding polisi negara Eropa lain, sebagai polisi paling brutal dalam menangani demonstran anti-pemerintah.
Foreign Policy, Selasa (25/4) melaporkan, di tengah berlanjutnya demonstrasi memprotes reformasi undang-undang pensiun di Prancis, polisi negara itu menginjak-injak hak asasi dalam menangani demonstrasi luas ribuan orang yang setiap minggu turun ke jalan.
Aksi ini membuat organisasi-organisasi hak asasi manusia di Prancis, dan di luar negara itu seperti Amnesti Internasional, dan Dewan Eropa bersuara terkait penggunaan kekerasan di luar batas oleh polisi anti-huru hara Prancis, selama unjuk rasa yang dimulai bulan Januari, dan masih berlangsung.
Menurut Foreign Policy, dalam beberapa dekade terakhir, taktik polisi Prancis, lebih keras dibanding tempat-tempat lain di Eropa, dan masalah ini penting karena metode penerapan undang-undang di Prancis, dianggap melewati batas.
Foreign Policy menyebut polisi Prancis memiliki persenjataan paling lengkap dari polisi negara Eropa lain, para demonstran Prancis ditangkap tanpa bukti, dan kekerasan polisi Prancis tidak hanya terhadap para demonstran.