Kolombia, Purna Warta – Mahasiswa Amerika di Kolombia dan Yale telah berjanji untuk terus melanjutkan aktivisme pro-Palestina di universitas-universitas tersebut selama Amerika Serikat mempertahankan dukungan penuhnya terhadap perang genosida rezim Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Pengumuman tersebut disampaikan para mahasiswa dalam pernyataan bersama pada hari Kamis dari pusat Perkemahan Solidaritas Gaza yang mereka dirikan di kampus-kampus universitas.
“Masa depan adalah milik mereka yang berani. Tindakan yang berani mendapatkan dukungan,” tegas pernyataan yang ditujukan kepada “semua orang yang saat ini melakukan aksi solidaritas terhadap Gaza di kampus-kampus” di seluruh Amerika Utara.
“Ini hanyalah permulaan,” katanya, seraya menegaskan, “Mendorong perjuangan universitas hingga batasnya mungkin akan berkontribusi serupa dalam menghasilkan konstelasi kekuatan revolusioner di kota saat ini.”
Pernyataan tersebut menyarankan agar gedung-gedung ditempati “di kampus, di seluruh kota, dan di seluruh negeri” untuk mendukung penyebaran kampanye.
Pernyataan tersebut berjanji bahwa para pelajar akan terus melakukan kampanye yang relevan “untuk menarik rem darurat pada mesin perang.”
Aktivisme akademis pro-Palestina telah berkembang secara signifikan di seluruh Amerika sejak dimulainya perang yang didukung Amerika di Gaza.
Lebih dari 34.300 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 77.200 lainnya terluka dalam perang yang dimulai rezim tersebut pada tanggal 7 Oktober 2023 menyusul operasi pembalasan yang dilakukan oleh gerakan perlawanan di wilayah Palestina.
Serangan militer yang brutal mendapat dukungan penuh dari militer dan intelijen AS. Washington juga telah memveto beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam perang tersebut.
Pihak berwenang Amerika telah mengambil tindakan keras terhadap protes mahasiswa.
Dalam tindakan keras terbaru, sekitar 108 penangkapan dilakukan di Emerson College di Boston.
Sebelumnya, 93 orang di Universitas Southern California (USC) di Los Angeles ditahan atas tuduhan masuk tanpa izin.
Para pengunjuk rasa dan polisi juga bentrok di Universitas Texas di Austin. Pihak berwenang mengatakan 34 orang juga ditangkap di sana.