Moskow, Purna Warta – Tujuan militer Rusia di Ukraina saat ini telah melampaui Donbas. Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Rusia RIA Novosti, Lavrov mengatakan pada hari Rabu (20/7) bahwa pasokan senjata Barat telah mengubah perhitungan militer Kremlin dan tujuan militer Rusia di Ukraina telah melampaui Donbas.
“Jika Barat, karena “kemarahan yang tidak berdaya” atau keinginan untuk memperburuk situasi lebih lanjut dan terus memompa Ukraina dengan senjata jarak jauh seperti Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan AS, maka itu berarti operasi geografis akan terus berlanjut lebih jauh dari garis saat ini”, tambah menteri luar negeri Rusia tersebut.
Baca Juga : China Kecam AS Sebagai Pembuat Resiko Keamanan Setelah Lewat Selat Taiwan
Diplomat Rusia itu lebih lanjut mengatakan bahwa realitas geografis telah berubah sejak negosiator Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan damai pada akhir Maret.
Lavrov mengatakan putaran pertama pembicaraan dengan Ukraina membuktikan bahwa Kyiv tidak memiliki “keinginan untuk membahas apa pun dengan sungguh-sungguh.”
Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina sebagian besar terhenti pada pertengahan April, kata Lavrov.
Saat itu, kata dia, yang menjadi fokus adalah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR), wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
“Sekarang geografinya berbeda, jauh dari hanya DPR dan LPR, tetapi juga wilayah Kherson dan Zaporizhzhia dan sejumlah wilayah lainnya,” katanya, merujuk pada wilayah jauh di luar Donbas yang telah direbut pasukan Rusia seluruhnya atau sebagian.
Baca Juga : Produksi Gas Fase Ke-11 Akan Terwujud Di Musim Dingin
“Proses ini berlanjut secara logis dan terus-menerus,” katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia mungkin perlu mendorong lebih dalam lagi.
Di tempat lain dalam sambutannya, Lavrov menekankan bahwa Rusia tidak dapat membiarkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atau siapa pun yang menggantikannya mengancam wilayahnya atau DPR dan LPR dengan sistem jarak jauh.