New York, Purnawarta – Amerika Serikat kembali menjatuhkan veto atas resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak adanya gencatan senjata di Jalur Gaza. Resolusi yang disusun dan diajukan oleh Aljazair tersebut mendapat 13 suara dari 15 anggota DK PBB dimana Inggris menyatakan abstain dan AS menjatuhkan veto.
Baca Juga : Sri Lanka Menentang Depopulasi Gaza
Duta Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama mengecam tindakan AS terhadap resolusi tersebut. Ia mengatakan bahwa tindakan AS berarti mendukung kekerasan brutal dan hukuman kolektif Israel terhadap seluruh rakyat Palestina. “Diam bukanlah opsi disini. Sekarang adalah waktunya untuk bertindak, waktunya untuk (membela) kebenaran,” ujarnya.
Sidang yang digelar di New York pada Selasa (20/2) tersebut merupakan kali ketiga AS memveto resolusi yang mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza.
Administrasi Presiden Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya merasa khawatir resolusi tersebut akan mencampuri upaya negosiasi yang sedang dilakukan oleh AS dan Israel dengan Mesir dan Qatar. AS khawatir resolusi tersebut ‘akan membuat Hamas kembali berkuasa dan menolak memulangkan para tawanan’.
Padahal, jubir dewan keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan bahwa resolusi tersebut juga menyertakan desakan untuk pelepasan para tawanan dengan segera dan tanpa syarat.
Baca Juga : Teheran Jadi Tuan Rumah Pertemuan ke-4 Komisi Ekonomi Gabungan Iran-Hongaria
Sementara itu, 1,5 juta masyarakat Palestina sedang terpojok di kamp-kamp pengungsian Rafah, dibayangi ketakutan akan janji Netanyahu untuk membombardir kota tersebut.