Washington, Purna Warta – Langkah Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan penggunaan rudal ATACMS untuk serangan di dalam Rusia berasal dari kebencian, bukan strategi, kata Sumantra Maitra, editor senior di majalah The American Conservative.
“Keputusan pemerintahan Biden tampaknya lebih lahir dari kebencian, bukan strategi. Niat untuk menempatkan presiden terpilih (Donald Trump) dalam jalur eskalasi, meskipun baik medan maupun penilaian ancaman tidak berubah dalam beberapa bulan terakhir,” ungkapnya, TASS melaporkan.
Menurut Maitra, langkah Washington tidak akan memperbaiki situasi Kiev. Ia juga menekankan bahwa “tanggung jawab atas konflik ini sepenuhnya berada di tangan mereka yang mengabaikan garis merah Rusia tentang Ukraina yang bergabung dengan NATO.”
The New York Times melaporkan pada 17 November, mengutip sumber, bahwa Biden telah mengizinkan penggunaan rudal ATACMS yang dipasok AS untuk melancarkan serangan di dalam Rusia dari Ukraina. Sementara itu, pemerintah AS belum membuat pernyataan resmi apa pun untuk mengonfirmasi atau membantah laporan ini. Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell, pada gilirannya, mengatakan bahwa beberapa negara Uni Eropa juga telah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata mereka untuk melakukan serangan jauh di dalam Rusia.
Juru bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov memperingatkan pada 19 November bahwa doktrin nuklir Moskow yang direvisi memberikan respons nuklir terhadap penggunaan rudal non-nuklir Barat terhadap Rusia. Sebelumnya, Peskov mencatat bahwa keputusan negara-negara Barat menunjukkan “fase baru yang kualitatif” dari ketegangan.