Kelangkaan Anak Muda AS Untuk Menjadi Militer

Kelangkaan Anak Muda Di AS Untuk Menjadi Militer

Washington, Purna Warta Para pemimpin elit Pentagon AS sedang mencari solusi atas kelangkaan rekrutan baru  dari kalangan anak muda untuk mengisi jajaran kekuatan militer.

Dengan hanya tiga bulan tersisa di tahun fiskal 2022, setiap cabang militer Amerika Serikat gagal memenuhi tujuan perekrutannya, menurut data Pentagon.

Baca Juga : Manuver Cerdas Iran Paksa Amerika Balik ke Meja Perundingan

Angkatan Darat hanya memenuhi 40 persen dari tujuan perekrutannya dan mengurangi pasukan tugas aktifnya sebanyak 12.000 tentara. Angkatan Udara adalah 4.000 rekrutan dan Angkatan Laut sedang berjuang untuk memenuhi tujuan perekrutannya. Bahkan Korps Marinir, yang secara tradisional melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam perekrutan, berada di bawah tekanan untuk mencapai tujuannya.

Dalam kesaksian baru-baru ini di Capitol Hill, Jenderal Marinir David Ottignon mengatakan tahun 2022 adalah bisa dibilang tahun perekrutan yang paling menantang sejak dimulainya kekuatan semua sukarelawan.

Personel utama dan pemimpin kesiapan Pentagon menyalahkan pasar kerja Amerika yang kompetitif sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap kekurangan saat ini.

“Departemen sedang bersaing ketat untuk mendapatkan talenta yang terampil, relevan dan inovatif. Pasar tenaga kerja yang diperburuk oleh dampak pandemi dan perpecahan militer-sipil menciptakan lingkungan perekrutan yang menantang,” kata Gilbert Cisneros kepada para senator pada sidang subkomite Angkatan Bersenjata.

Baca Juga : Iran, Pengembangan Ladang Minyak Senilai $7 Miliar Kepada Konsorsium Domestik

Seorang mantan pejabat senior militer mengatakan kepada ABC News bahwa perekrut militer mengalami kesulitan menjual keuntungan untuk mendaftar kepada anak muda Amerika.

“Banyak hal yang dulu kami tawarkan, seperti RUU GI oleh industri swasta saat ini. Jadi tidak lagi menguntungkan,” kata mantan pejabat senior itu.

Hanya 9 persen anak muda Amerika sekarang menunjukkan minat untuk bertugas di militer, jumlah terendah dalam 15 tahun, menurut data jajak pendapat Departemen Pertahanan yang dibagikan kepada ABC News.

Alasan utama yang dikutip untuk kurangnya minat adalah risiko cedera atau kematian dan ketakutan mengembangkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau masalah psikologis lainnya.

Baca Juga : Iran, Pengembangan Ladang Minyak Senilai $7 Miliar Kepada Konsorsium Domestik

Tetapi lebih sedikit anak muda Amerika yang memenuhi standar paling dasar untuk bertugas di militer bahkan jika mereka tertarik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *