Kecam Genosida di Gaza, Belize Tangguhkan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kecam Genosida di Gaza, Belize Tangguhkan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Belmopan, Purna Warta Pemerintah Belize telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena “pengeboman tanpa henti dan tanpa pandang bulu” yang dilakukan rezim pendudukan terhadap warga Palestina yang tidak bersalah di Jalur Gaza dan penolakannya untuk menerapkan gencatan senjata di wilayah tersebut.

Baca Juga : Pasukan Perlawanan Irak Serang Pangkalan Militer Ain al-Asad yang Diduduki AS

Pemerintah Belize, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Johnny Briceño, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka telah berulang kali mengutuk tindakan militer Israel di Gaza dan menyerukan gencatan senjata.

“Kami telah meminta Israel untuk segera menerapkan gencatan senjata dan mengizinkan akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza,” katanya. “Meskipun ada permintaan kami, Israel belum menghentikan pelanggarannya terhadap hukum kemanusiaan internasional atau mengizinkan pekerja bantuan untuk meringankan penderitaan jutaan warga Gaza.”

Pernyataan tersebut juga memperbarui seruan Belize untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza, akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza, dan pembebasan semua tawanan yang ditangkap oleh pejuang Hamas.

Negara Amerika Tengah ini juga mencabut akreditasinya untuk duta besar Israel di sana dan menangguhkan kegiatan diplomatiknya di Tel Aviv.

Belize mengikuti jejak beberapa negara tetangganya, seperti Kolombia, Chili, dan Bolivia, yang telah memutuskan hubungan dengan Israel atau menarik duta besarnya ke wilayah yang diduduki Israel pada tahun 1948.

Baca Juga : WHO Ingatkan Krisis Mengerikan di Gaza

Bolivia memutuskan hubungan dengan Israel pada tanggal 1 November, sementara Honduras menarik duta besarnya untuk melakukan konsultasi dengan alasan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan rezim Tel Aviv dalam agresinya di Jalur Gaza.

Beberapa negara di Asia Barat dan Afrika, termasuk Turki, Yordania, dan Afrika Selatan, juga telah menarik duta besar mereka dalam beberapa pekan terakhir.

Pada hari Selasa, lebih dari 400 pejabat politik dan pegawai dari lebih dari 40 departemen pemerintah AS menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap dukungan buta Presiden Joe Biden terhadap Israel serta kejahatan perang rezim tersebut terhadap warga Palestina di Gaza.

Mereka juga mendesak Biden untuk mendorong gencatan senjata dan menekan Israel agar mengizinkan bantuan kemanusiaan.

Rencana kontroversial tersebut telah memicu ketakutan akan terjadinya “Nakba” lagi di kalangan warga Palestina.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti terhadap wilayah kantong pesisir tersebut, termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah, sejak gerakan perlawanan Palestina melancarkan serangan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai al-Aqsa, terhadap rezim tersebut pada tanggal 7 Oktober.

Baca Juga : Pidato Raisi di OKI Sejalan dengan Sikap Bersejarah Republik Islam terhadap Palestina

Setidaknya 11.320 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 wanita. Lebih dari 29.000 orang juga menderita luka-luka.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 3.500 warga masih hilang atau tertimbun reruntuhan, termasuk 1.740 anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *