Karyawan CIA Hadapi Dakwaan Pembocoran Informasi Rahasia Terkait Serangan Israel ke Iran

Washington, Purna Warta – Seorang karyawan CIA yang dituduh membocorkan informasi rahasia yang menilai rencana Israel sebelumnya untuk menyerang Iran diperintahkan oleh hakim federal pada hari Kamis untuk menghadapi dakwaan kejahatan di Virginia.

FBI menangkap Asif William Rahman minggu ini di Kamboja, dan ia menghadiri sidang pertamanya di pengadilan pada hari Kamis di Guam. Seorang hakim di sana memerintahkan agar ia dipindahkan ke Virginia utara, tempat ia didakwa minggu lalu atas dua tuduhan penyimpanan dan transmisi informasi pertahanan nasional yang disengaja.

Dokumen pengadilan tidak mengidentifikasi badan federal yang mempekerjakannya, tetapi seseorang yang mengetahui kasus tersebut yang tidak berwenang untuk membahasnya secara publik mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa itu adalah CIA.

Dakwaan tersebut tidak membahas secara rinci tuduhan tersebut, tetapi mengatakan Rahman memiliki izin keamanan rahasia tingkat tinggi dan akses ke informasi rahasia yang sensitif. Ia dituduh memiliki dokumen rahasia tingkat tinggi yang berkaitan dengan informasi pertahanan nasional tanpa izin dan kemudian membagikannya secara ilegal.

Dakwaan tersebut bermula dari dokumen yang dikaitkan dengan Badan Intelijen Geospasial Nasional dan Badan Keamanan Nasional, yang muncul bulan lalu di saluran aplikasi perpesanan Telegram. Dokumen tersebut mencatat bahwa Israel masih memindahkan aset militer ke suatu tempat untuk melakukan serangan militer sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik Iran pada tanggal 1 Oktober.

Dokumen tersebut dapat dibagikan di dalam “Five Eyes,” yang meliputi Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.

Munculnya dokumen tersebut memicu penyelidikan FBI yang memeriksa bagaimana dokumen tersebut diperoleh -termasuk apakah itu kebocoran yang disengaja oleh anggota komunitas intelijen AS atau diperoleh dengan metode lain, seperti peretasan- dan apakah ada informasi intelijen lainnya yang dikompromikan.

Para pejabat juga berupaya untuk menentukan siapa yang memiliki akses ke dokumen tersebut sebelum dipublikasikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *