Tehran, Purna Warta – Dalam sebuah unggahan di akun X-nya pada hari Sabtu (23/11), Baghai menyatakan bahwa Iran meyakini setiap intervensi asing dalam urusan internal Venezuela adalah pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta merupakan pukulan bagi perdamaian dan stabilitas negara tersebut.
“Kami mengutuk intervensi ilegal oleh AS dan beberapa sekutunya dalam urusan internal Venezuela — yang mengingatkan pada intervensi jahat dan memecah belah pada 2019 melalui pengakuan terhadap pemerintahan paralel,” tambah juru bicara Iran tersebut.
Dia menyatakan solidaritas Iran dengan Presiden Maduro yang sah dan terpilih di Venezuela. Iran juga memuji upaya pemerintah dan rakyat Venezuela dalam mengatasi masalah yang disebabkan oleh sanksi ilegal dan tekanan yang tidak berdasar dari AS, katanya.
Unggahan Baghai tersebut muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Selasa bahwa Washington mengakui calon oposisi Venezuela, Edmundo González, sebagai “presiden terpilih” negara Amerika Selatan itu, beberapa bulan setelah Presiden Maduro memenangkan pemilu pada Juli lalu.
Dalam unggahan di X, Blinken menyerukan “penghormatan terhadap kehendak” pemilih Venezuela.
Pada bulan Agustus, Mahkamah Agung Venezuela mengesahkan kemenangan Presiden Maduro dalam pemilihan presiden pada 28 Juli.
Maduro sebelumnya menuduh AS dan pengusaha teknologi sayap kanan Amerika, Elon Musk, berusaha mengatur kudeta di negaranya.
Maduro, yang menjadi presiden setelah kematian mentornya Hugo Chavez pada 2013, terpilih kembali pada 2018 meskipun ada oposisi yang diatur oleh AS.
Venezuela juga telah dihantam oleh sanksi-sanksi AS selama bertahun-tahun dan menghadapi tantangan ekonomi, termasuk hiperinflasi.
Sejak November 2019, sanksi yang dipimpin AS telah mendorong inflasi di Venezuela hingga lebih dari 4.000 persen.