Washington, Purna Warta – Presiden AS Joe Biden menghadiri konferensi pers pasca pernyataan kontroversinya tentang Vladimir Putin dengan selembar kertas.
Setelah menuntut pelengseran Presiden Rusia Vladimir Putin di pers Polandia, Presiden Joe Biden menghadiri acara konferensi pers dengan kertas yang telah disiapkan untuk memastikan bahwa bukan maksudnya untuk melengserkan Vladimir Putin.
Baca Juga : Pertemuan Menlu Iran dan Menlu Indonesia di China
Di tengah kabar menurunnya daya kognitif Presiden AS yang dilemparkan partai Republik, di depan jurnalis di Gedung Putih, Presiden Joe Biden menyatakan bahwa pernyataannya tentang Putin yang tidak bisa terus menguasa bukanlah bermaksud untuk merubah rezim Moskow.
Namun yang menjadi ramai adalah foto yang memperlihatkan kertas yang telah disiapkan sebelumnya tentang konferensi. Hal yang merupakan titik masalah sang Presiden dalam wawancara tentang Presiden Rusia. Di sana tertulis beberapa titik yang harus dia ucapkan dalam merespon pertanyaan jurnalis tentang Putin.
Salah satu jawaban yang harus dijelaskannya adalah “Saya hanya mengekspresikan kemarahan moral yang saya rasakan terhadap tindakan pria ini / I was expressing the moral outrage I felt toward the action of this man.”
Mengutip dari Russia Today dilaporkan bahwa meskipun di awal berjalan sesuai yang tertulis dalam lembaran, namun setelahnya Joe Biden keluar dari konteks.
Baca Juga : Berulang Kali Melanggar, Ansarullah Berikan Kesempatan Terakhir untuk Saudi Demi Inisiatif Perdamaian
“Ini lebih dari sebuah harapan. Dia tidak harus ada di kursi kekuasaan. Maksud saya, orang-orang seperti dia tidak harus menjadi penguasa, namun begitu adanya,” jelasnya dikutip Russia Today.
“Tidak ada yang percaya… Saya berbicara tentang penggulingan Putin, tidak ada yang percaya,” jelasnya kepada jurnalis sebelum dirinya mengakui kepada wartawan lain bahwa dirinya tidak menyangka Rusia menganggap pernyataannya sebagai deklarasi politik.
Gelagap Joe Biden ini telah membuat kekhawatiran. Dalam kunjungannya ke Polandia, kepada prajurit Amerika dirinya menyatakan bahwa sebentar lagi mereka akan dikirim ke Ukraina. Setelah itu pejabat pemerintahan mencabut pernyataan sang Presiden dan menyatakan, “Presiden menyatakan bahwa prajurit Amerika tidak akan dikirim ke Ukraina. Tidak ada perubahan dalam kebijakan ini.”
Baca Juga : Ansarullah: Penghentian Operasi Militer Saja Tidak Cukup
Para petinggi negara Amerika menjelaskan kebijakan sanksi Rusia sebagai langkah pencegah agresi Moskow, akan tetapi Presiden Joe Biden menyatakan, “Sanksi tidak akan mencegah sama sekali.”
Dalam beberapa kesempatan terakhir, Presiden Joe Biden berbicara dengan kertas di tangan. Dan memanggil para jurnalis sesuai dengan daftar yang tertulis di atas lembaran.
Partai Republik menganggap hal ini sebagai tanda-tanda penurunan kemampuan kognitif. Sementara survei NBC News baru-baru ini menunjukkan penurunan popularitas sang Presiden, menurun hingga 40%, hanya 29% masyarakat Amerika yang percaya manajemen solusi krisis Ukraina.
Baca Juga : Washington Peringatkan Kemungkinan Adanya Penahanan Warga AS di Rusia