Emirat Tangguhkan Pembicaraan Kesepakatan Senjata $23 Miliar dengan AS

Emirat Tangguhkan Pembicaraan Kesepakatan Senjata $23 Miliar dengan AS

Abu Dhabi, Purna Warta – Uni Emirat Arab menangguhkan pembicaraan tentang kesepakatan senjata $23 miliar untuk membeli pesawat F-35, drone bersenjata dan peralatan militer buatan AS lainnya.

Kedutaan Emirat di Washington mengatakan pada hari Selasa (14/12) bahwa mereka akan menangguhkan diskusi dengan AS. Namun, pertemuan antara kedua belah pihak mengenai masalah lain akan berjalan sesuai rencana di Pentagon minggu ini.

Baca Juga : UEA, Negara Pertama yang Mengadopsi 4,5 Hari Kerja dalam Seminggu

“AS tetap menjadi penyedia pilihan UEA untuk kebutuhan pertahanan lanjutan dan diskusi untuk F-35 dapat dibuka kembali di masa mendatang,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

Pejabat Emirat menyalahkan desakan Amerika yang membatasi bagaimana dan di mana F-35 dapat digunakan. Emirat mengatakan AS bahwa pembatasan tersebut melanggar kedaulatan UEA.

“Persyaratan teknis, pembatasan operasional dan analisis biaya/manfaat mengarah pada penilaian ulang,” kata pejabat UEA dalam sebuah pernyataan kepada Reuters yang mengkonfirmasi laporan di Wall Street Journal.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah tetap berkomitmen pada penjualan yang disepakati.

Baca Juga : Hiraukan Ancaman Sanksi AS, India Konfirmasi Terima Rudal S-400 Rusia

“Bahkan saat kami melanjutkan konsultasi untuk memastikan bahwa kami memiliki pemahaman bersama yang jelas tentang kewajiban dan tindakan Emirat sebelum, selama, dan setelah pengiriman,” katanya.

Kemitraan Strategis

Usulan penjualan 50 F-35 ke UEA datang pada akhir pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, muncul dari kesepakatan yang membuat Emirat secara resmi mengakui Israel.

Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, menunda kesepakatan senjata setelah dia menjabat, sebagian karena kritik terhadap Uni Emirat Arab dan Arab Saudi atas perang bertahun-tahun mereka di Yaman.

Juga termasuk dalam kesepakatan itu adalah 18 sistem drone canggih dan paket amunisi udara-ke-udara dan udara-ke-darat.

Baca Juga : Biden Peringatkan Konsekuensi Hancurnya Ekonomi Jika Rusia Menginvasi Ukraina

Seorang pejabat yang mengetahui masalah ini, yang membuka suara dengan syarat anonim, mengatakan AS yakin langkah Emirat sekarang adalah taktik negosiasi untuk mencoba melanjutkan proses.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa persyaratan AS tentang penggunaan peralatan militer buatan Amerika bersifat universal, tidak dapat dinegosiasikan, dan tidak dikhususkan untuk UEA.

“Kemitraan AS dengan UEA lebih strategis dan lebih kompleks daripada penjualan satu senjata,” kata Kirby.

UEA telah lama bekerja dengan AS dalam kontraterorisme dan mengizinkan masuknya orang-orang yang melarikan diri dari Afghanistan ke negaranya akibat penarikan AS dari negara itu. Tetapi ketegangan antara Washington dan Abu Dhabi telah meningkat karena kerja sama UEA yang semakin berkembang dengan China.

Baca Juga : WFP: 98% Warga Afghanistan Kekurangan Makanan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *