New York, Purna Warta – Miliarder dan pemilik baru Twitter Elon Musk telah mengatakan bahwa setelah akuisisi selesai, dia akan membalikkan larangan medsos tersebut terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, yang diasingkan dari platform setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol.
Musk membuat komentar itu secara virtual pada hari Selasa (10/5) di acara Future of the Car Financial Times.
“Secara moral, Saya pikir itu adalah keputusan yang buruk dan sangat bodoh,” kata Musk, menyebutnya sebagai “kesalahan”. Diluar dari penyensoran cuitannya, pemblokiran akun tersebut justru memperkuat suara hak politik mantan presiden AS tersebut.
Baca Juga : Hakim AS Tolak Gugatan Trump Terkait Penangguhan Akun Twitter Miliknya
Komentar itu muncul hanya beberapa hari setelah seorang hakim San Francisco membatalkan gugatan mantan presiden terhadap Twitter, yang dia tuduh melanggar hak Amandemen Pertama dengan bekerja sebagai aktor negara atas nama Partai Demokrat.
Trump di-banned hampir bersamaan di Twitter, Facebook, YouTube, dan platform media sosial mainstream lainnya saat masih menjabat. Diduga bahwa terdapat kekhawatiran bahwa tweetnya terkait dugaan kecurangan pemilih dalam pemilihan 2020 akan menimbulkan risiko hasutan kekerasan lebih lanjut.
Elon Musk mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter bulan lalu seharga $44 miliar, sebuah langkah yang diyakini oleh beberapa pengguna di platform akan kembali ke hari-hari diskusi yang lebih terbuka.
Taipan Tesla itu diyakini memiliki itikad terkait kebebasan absolut dalam berbicara dan berpendapat. Namun, dia juga telah meyakinkan pemerintah bahwa dia tidak berniat melanggar undang-undang apa pun yang mungkin disahkan untuk membatasi pidato di jejaring sosial.
Baca Juga : Ledakan di Hotel Mewah Kuba, Tim Penyelamat Masih Lakukan Evakuasi
Trump sebelumnya bersikeras dia tidak akan kembali ke Twitter bahkan jika akunnya, yang memiliki sekitar 89 juta pengikut, dipulihkan. Trump mengklaim bahwa dia akan tetap menggunakan platform Truth Social miliknya sendiri.
Eksekutif Twitter “Takut” Kepada Elon Musk
Dilaporkan bahwa dalam rapat staf Twitter terkait pembahasan pengambilalihan oleh Elon Musk terlihat para eksekutif menjadi emosional dan berusaha mengatasi setiap bentuk perubahan yang akan datang.
Pada hari Selasa, Project Veritas menerbitkan audio yang bocor dari dua eksekutif, sementara Politico melaporkan bahwa dalam audio yang ketiga, Eksekutif hukum dan Trust-and-Safety Twitter, Vijaya Gadde, diketahui menangis selama pertemuan Senin tentang prospek pengambilalihan Musk.
terdapat orang yang menangis selama pertemuan pada hari Senin.
“Elon menjelaskan di depan umum bahwa sebagian besar alasan dia membeli platform itu adalah karena kebijakan moderasi kami dan ketidaksepakatan dalam cara kami menangani pengguna,” kata Chief Marketing Officer dan Head of People Twitter, Leslie Berland dalam audio yang bocor.
“Ini menempatkan layanan Twitter dan Kepercayaan dan Keamanan serta siapa saja yang peduli di platform dalam posisi yang sangat sulit.”
Baca Juga : Putus Asa, Israel Kerahkan 41 Jet Tempur Demi Identifikasi 2 Drone Iran
Rekaman satu menit yang dibagikan oleh Project Veritas kepada Post Millennial pada hari Selasa juga menampilkan CEO Parag Agrawal, yang telah mengambil alih dari pendiri perusahaan Jack Dorsey pada bulan Desember.
“Saya percaya Twitter tumbuh memberikan layanan, memungkinkan lebih banyak orang untuk menggunakan produk dan memiliki pengalaman penggunaan yang lebih baik karena kami dapat membuat percakapan di Twitter menjadi aman secara kami telah membangun alat, proses agar orang dapat merasa aman dan mengontrol pengalaman penggunaan mereka.” Kata Agrawal.
“Saya percaya bahwa ada banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk terus membuatnya lebih baik,” Lanjutnya. “Terkadang itu berarti moderasi yang lebih bijaksana. Terkadang itu berarti membuat segalanya lebih sederhana. Terkadang itu berarti mengubah insentif produk untuk dapat menyelesaikan masalah melalui produk terkadang, alih-alih kebijakan.”
Twitter mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan menerima pembelian $44 miliar Musk. Pendiri SpaceX dan Tesla berjanji untuk menjadikan platform itu pribadi dan mengembalikannya ke akar kebebasan berbicara. Pada hari Selasa, Musk mencatat “reaksi ekstrem dari mereka yang takut akan kebebasan berbicara,” dan mengatakan definisi istilahnya sesuai dengan hukum.
Baca Juga : Kebakaran Hutan New Mexico Dikhawatirkan Berlipat Ganda
“Saya menentang sensor yang jauh melampaui hukum,” ujar Musk dalam tweetnya. “Jika orang ingin lebih sedikit kebebasan berbicara, mereka akan meminta pemerintah untuk mengeluarkan undang-undang untuk itu.”
Amandemen Pertama Konstitusi AS secara eksplisit melarang Kongres membuat undang-undang yang melanggar kebebasan berbicara atau pers.
Vijaya Gadde, the top censorship advocate at Twitter who famously gaslit the world on Joe Rogan's podcast and censored the Hunter Biden laptop story, is very upset about the @elonmusk takeover pic.twitter.com/WCYmzNEMNt
— Saagar Enjeti (@esaagar) April 26, 2022
Eksekutif hukum dan Trust-and-Safety Twitter, Vijaya Gadde, dilaporkan menangis selama pertemuan Senin tentang prospek pengambilalihan Musk, menurut Politico.
“Gadde menangis selama pertemuan saat dia mengungkapkan keprihatinan tentang bagaimana perusahaan dapat berubah, menurut tiga orang yang mengetahui pertemuan tersebut. Dia mengakui bahwa ada ketidakpastian yang signifikan tentang seperti apa perusahaan di bawah kepemimpinan Musk, ”kata media itu.
Baca Juga : IMF : Lonjakan Harga Pangan & Energi Dapat Picu Kerusuhan di Afrika
Sebagai kepala Trust and Safety, Gadde bertanggung jawab untuk mendefinisikan “ucapan kebencian” dan “percakapan yang sehat,” dan dilaporkan bertanggung jawab atas keputusan platform untuk melarang Presiden AS Donald Trump pada Januari 2021, karena Dorsey sedang berlibur pada saat itu.