HomeInternasionalAmerikaEfek COVID-19, Penyandang Disabilitas Australia Dapat Pekerjaan

Efek COVID-19, Penyandang Disabilitas Australia Dapat Pekerjaan

Canberra, Purna Warta Orang banyak kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 saat ini, namun hal ini berkebalikan dengan mereka yang menyandang disabilitas di Australia justru mendapatkan banyak kesempatan.

Warga penyandang disabilitas, termasuk di Australia, biasanya tidak bisa melakukan sebuah pekerjaan karena ketidak mampuan mereka secara fisik di tempat kerja. Namun dengan adanya perubahan cara kerja yang bisa dilakukan di rumah, hal ini memberi kesempatan bagi penyandang difabel.

Seperti Samantha seorang wanita difabel yang berusia 57 tahun, memutuskan untuk kembali bekerja setalah beberapa tahun berjuang dengan kondisi kesehatannya hNg mengalami ‘multiple sclerosis‘ (MS).

Baca Juga : Peter Buck, Salah Satu Pendiri Jaringan Resto Subway Meninggal Dunia

Mmultiple sclerosis adalah suatu penyakit sklerosis ganda yang di mana sistem kekebalan tubuh dalam diri seseorang menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf

Mereka yang terkena penyakit ini biasanya mengalami gangguan saraf pada berbagai organ tubuh seperti otak, mata dan tulang belakang, serta pada penglihatan dan gerakan tubuhnya.

Dulunya, Samantha pernah bekerja menjadi manajer toko, desain interiordan perawat di klinik gigi.

Seketika ia mengalami masalah kesehatan, ia sulit untuk menerima posisi pekerjaan yang cocok untuk dirinya karena harus dilakukan di luar rumah walaupun dulunya ia sudah memiliki banyak pekerjaan.

“Sangat susah sekali di mana hampir tidak ada pekerjaan yang memungkinkan saya bekerja dari rumah,” katanya,

Baca Juga : Penembak Pria Kulit Hitam Rittenhouse Bebas, Biden Buka Suara

Tapi saat pandemi ini sedang terjadi, dia melihat banyaknya lowongan kerja yang bisa ia lakukan dari rumah.

Bulan Februari lalu dia mendapatkan kerjaan paruh waktu dengan sebuah perusahaan hemat energi.

“Saya betul-betul merasa senang,” katanya.”

“Saya merasa memberikan kontribusi, saya merasa saya memberikan sesuatu tidak saja untuk saya sendiri, tapi juga untuk keluarga.”

Adelaide, di mana ia dan dua anaknya tinggal, menyatakan dengan bekerja dari rumah dia bisa mengatur ritme kehidupannya yang diwarnai dengan masalah kejang-kejang, sakit, rasa capek dan kesulitan bergerak karena MS yang dialaminya.

Baca Juga : Mobil “Ngebut” Tabrak 23 Orang saat Pawai Natal AS

Bagian kanan tubuh Samantha sering kali mengalami raaa sakit yang membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa.

“Ketika rasa kesemutan muncul membuat saya akan sulit melakukan pergerakan,” katanya.

“Itulah makanya kalau saya harus mengendarai ke tempat kerja, melakukan pekerjaan selama delapan jam sehari, lima hari seminggu, maka semuanya akan sulit dilakukan.”

Ruang kerja Samantha di rumahnya yang dibuat dengan bantuan dari The MS Society, berisi satu kursi dengan sandaran punggung, bantal untuk menopang kaki kanannya, dan ruang untuk bisa melakukan peregangan, dan juga cukup ruangan untuk anjing yang membantunya Boston.

“Saya bisa bergerak melakukan latihan fisik tanpa harus khawatir mengganggu orang lain,” katanya.

Baca Juga : Miliarder AS Dituduh Terlibat Skandal dengan Ribuan Wanita

Kepercayaan diri Samantha kembali meningkat setelah dia bisa kembali lagi bekerja.

“Saya tidak merasa tidak berguna, karena sebelumnya saya sudah tidak bekerja begitu lama, dan memiliki otak yang seperti berkabut karena MS, membuat saya berpikir bahwa saya tidak bisa lagi belajar hal baru.”

“Namun ternyata saya dengan cepat bisa belajar lagi.

“Kalau saya tidak tahu sesuatu, saya bisa dengan cepat bertanya di Teams kepada yang lain.”

Dr. June Alexander, seorang oengajar masalah disabilitas di Flinders University yang berasa di Adelaide, Australia mengatakan pandemi menyebabkan banyak dari difabel kehilangan pekerjaan di sektor yang memang paling terpengaruh seperti pariwisatadan layanan jasa di industri minuman dan makanan.

Namun pandemi juga membuka kesempatan bagi yang lain.

Baca Juga : Kecelakaan Bus Asing di Tol Bulgaria, 45 Orang Tewas

“Dan itu berkenaan dengan jam kerja yang luwes dan bisa bekerja dari rumah, sehingga ini merupakan hal yang menguntungkan bagi mereka yang difabel,” katanya.

Dr. Alexander mengatakan mereka yang mengalami masalah kesehatan sering kali mengalami rasa sakit atau kelelahan di jam yang berbeda setiap hari.

“Jadi bisa bekerja dari rumah membuat mereka bisa mengambil waktu istirahat sendiri dan kemudian bekerja lagi, jadi jam kerja yang fleksibel sangat penting bagi mereka,” katanya.

Dr. Alexander sudah banyak mendengar pengakuan yang bagus saat mereka penyandang difabelitas mendapatkan pekerjaan, kehidupan mereka berubah jauh lebih baik.

“Dan itulah sebabnya saya bekerja di bidang iin, karena memang bisa mengubah hidup seseorang,” katanya.

Dr Alexander mengatakan ada begitu banyak keuntungan bagi seseorang yang bisa bekerja.

Baca Juga : Mengapa Pembebasan Marib Akan Menghancurkan Saudi dan Mengguncang Asia Barat?

“Dalam soal kesehatan mental kita tahu bahwa lebih baik bagi semua orang untuk bekerja, karena meningkatkan kepercayaan diri,” katanya.

“Juga jelasmeningkatkan kemampuan kita untuk melakukan kegiatan dan membeli sesuatu yang kita suka, jadipenting sekali untuk memiliki pekerjaan.

“Dalam budaya kita juga, hal pertama yang ditanya kalau kita bertemu orang adalah apa pekerjaan anda?”

“Jadi bisa mengatakan apa yang kita lakukan dan bangga dengan hal tersebut, akan sangat berharga bagi mereka yang difabel dan tentu yang lain juga.”

Kini lckdown di Australia sudah mulai dilonggarkan, banyak yang masih berharap cara kerja fleksibel ini masih akan terus berlanjut.

“Bisa bekerja lagi, saya sangat bersyukur mereka memberi saya kesempatan dan percaya dengan saya,” kata Samantha.

Baca Juga : Hujan Deras di India, 35 Orang Tewas dan Belasan Lain Hilang

“Senang sekali bisa bekerja, bisa merasa berguna lagi.”

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here