Washington, Purna Warta – Para pemimpin Muslim Amerika memperluas kampanye anti Biden yang diluncurkan awal bulan ini terhadap Presiden Joe Biden atas cara dia menangani konflik Gaza.
Baca Juga : PCBS: Jumlah Warga Palestina yang Tewas pada 2023 Terbesar Sejak Nakba
Kampanye #AbandonBiden pertama kali diluncurkan oleh para pemimpin Muslim dari Michigan, Minnesota, Arizona, Wisconsin, Florida, Georgia, Nevada dan Pennsylvania, kantor berita Anadolu melaporkan.
Rencana hari Sabtu untuk secara aktif berkampanye melawan Biden di seluruh 50 negara bagian AS diumumkan di Chicago, Illinois pada akhir konvensi nasional yang diselenggarakan oleh Masyarakat Muslim Amerika (MAS) dan Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA).
Para pemimpin bermaksud menjamin kekalahan Biden pada pemilu 2024 mendatang atas penolakannya menyerukan gencatan senjata di Gaza, di mana serangan Israel telah menewaskan lebih dari 21.000 orang.
“Pengabaian Biden terhadap Muslim Amerika memaksa para pemimpin Muslim untuk meninggalkan Biden,” kata penyelenggara kampanye di situs web mereka.
Baca Juga : Tidak Ada Malam Tahun Baru; Pro-Palestina Berunjuk Rasa di Seluruh Dunia
Berbicara pada konferensi pers saat pengumuman rencana nasional tersebut, Hassan Abdel Salam, juru bicara kampanye tersebut, menyatakan, “Idenya di sini adalah bahwa kami akan secara aktif berkampanye melawan dan memastikan bahwa dia kalah dalam pemilu tahun 2024.”
“Presiden mengkhianati kami karena dia melanggar nilai martabat dan kehidupan,” kata Salam, sambil menambahkan, “Apa gunanya memilih Anda ketika Anda tidak memberikan air kepada 2,2 juta orang (di Gaza)?”
Perwakilan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Minnesota, Jaylani Hussein, mengatakan organisasi tersebut menuntut Biden bersikap “sensitif dan konsisten” mengenai Gaza.
Dalam wawancaranya dengan Anadolu bulan ini, Edward Ahmed Mitchell, wakil direktur eksekutif nasional CAIR, mengatakan ada “kekecewaan besar” di kalangan Muslim Amerika mengenai “kebijakan Biden terhadap Israel dan Palestina, terutama pembantaian yang sedang berlangsung di Gaza”.
Baca Juga : Mantan PM Inggris Dilaporkan Kerahkan Relokasi Pengungsi Palestina dari Gaza
“Sangat jelas bagi semua orang bahwa (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu tidak secara tidak sengaja membunuh warga sipil ketika menargetkan kelompok teroris. Dia sengaja menyasar warga sipil,” tambah pengacara hak-hak sipil tersebut.