Washington, Purna Warta – The Associated Press melaporkan bahwa dua anggota Pengawal Nasional AS, yang menjadi salah satu penjaga keamanan pada pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden, terkait dengan kelompok bersenjata ekstremis telah diberhentikan.
Seorang pejabat militer AS dan seorang pejabat senior CIA juga mengonfirmasi pemecatan dua personel Garda Nasional tersebut.
Associated Press tidak mengatakan di kelompok mana kedua pasukan Garda Nasional itu berada dan di bagian mana dari pasukan Garda Nasional mereka beroperasi.
Sebelumnya, FBI memperingatkan pasukan keamanan dalam sebuah laporan intelijen bahwa para pendukung gerakan QAnon tampaknya berencana untuk melakukan kerusuhan dengan menyusup sebagai pasukan Garda Nasional dalam acara pengambilan sumpah jabatan pada hari pelantikan Presiden Joe Biden.
The Washington Post, yang memperoleh salinan laporan intelijen FBI, melaporkan bahwa agen FBI telah memperingatkan dalam laporan mereka bahwa pengikut gerakan QAnon dan “serigala tunggal”, beberapa di antaranya terlibat dalam kerusuhan 6 Januari. Mereka berada di Kongres, dan berniat pergi ke Washington DC untuk menggagalkan pelantikan Biden.
FBI juga mengatakan sedang memantau individu-individu yang mengunduh dan membagikan peta lokasi di ibu kota AS serta membahas bagaimana menggunakan peta tersebut untuk mengganggu keamanan pelantikan.
Laporan intelijen FBI tidak menyebutkan secara rinci rencana penyerangan upacara pengukuhan presiden seperti dengan kerusuhan 6 Januari di Kongres AS.
Dinas Rahasia AS, yang bertanggung jawab untuk mengamankan pelantikan, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Pusat Informasi Hill bahwa organisasi tersebut “menanggapi semua ancaman dengan serius dan terus bekerja dengan mitra federal lainnya, berdasarkan informasi yang diberikan kepada komunitas intelijen. Negara bagian dan militer akan terus melindungi pelantikan ke-59 ini.”
Baca juga: Seorang Wanita yang Dituduh Mencuri Laptop Pelosi Ditangkap