Departemen Keuangan AS: Default Hutang Akan Melemahkan AS Secara Permanen

Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersaksi di depan Subkomite Alokasi Senat untuk Layanan Keuangan tentang permintaan anggaran Treasury TA22 di Capitol Hill, di Washington, DC, AS, 23 Juni 2021.

Washington, Purna Warta – Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperbarui seruannya kepada Kongres untuk menaikkan pagu utang federal dalam upaya untuk menghindari krisis keuangan bersejarah.

“Jika Kongres gagal melakukannya, pemerintah akan kehabisan uang untuk membayar tagihannya pada sekitar bulan Oktober,” tulis Yellen dalam opini Wall Street Journal.

“Konsensus yang luar biasa di antara para ekonom dan pejabat Departemen Keuangan dari kedua belah pihak adalah apabila mereka gagal menaikkan batas utang maka akan menghasilkan bencana ekonomi yang besar.”

Minggu depan DPR AS dijadwalkan untuk memberikan suara untuk menaikkan plafon utang AS sebesar 28 triliun US Dolar di tengah kebuntuan antara partai Demokrat dan Republik yang telah menolak untuk mendukung menaikkan atau menangguhkan plafon saat ini.

Yellen mengatakan bahwa krisis yang dipicu oleh default hutang akan menambah kerusakan darurat kesehatan masyarakat yang berkelanjutan, menjerumuskan ekonomi AS kembali ke dalam resesi dan menjadikannya negara yang lebih lemah secara permanen.

Dia juga menggambarkan kerusakan ekonomi yang akan menimpa konsumen melalui biaya pinjaman yang lebih tinggi dan harga aset yang lebih rendah.

“Kita dapat meminjam lebih murah dibandingkan hampir semua negara lain, dan kegagalan dalam pembayaran akan membahayakan posisi fiskal. Itu juga akan membuat Amerika menjadi tempat tinggal yang lebih mahal, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi akan membebani konsumen,” tulis Yellen.

“Pembayaran hipotek, pinjaman mobil, tagihan kartu kredit, semua yang dibeli dengan kredit akan lebih mahal setelah gagal bayar.” Tambahnya.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pagu utang adalah tentang membayar kewajiban pengeluaran masa lalu. Ia mencatat bahwa kegagalan untuk mengangkat pagu utang tepat waktu masih dapat menyebabkan kerusakan, mengutip krisis plafon utang di tahun 2011 yang hampir menyebabkan pemerintah federal gagal bayar yang mendorong peringkat kredit.

“Hal ini menyebabkan gangguan pasar keuangan yang berlangsung selama berbulan-bulan. Waktu adalah uang di sini, berpotensi miliaran dolar. Baik penundaan maupun default tidak dapat ditoleransi.”

Sementara itu, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan Kongres membahas plafon utang secara bipartisan tiga kali selama pemerintahan mantan presiden Donald Trump.

“Bulan ini kita ambil limit hutang, kita harapkan bisa bipartisan lagi,” kata Pelosi.

Bagaimanapun House Majority Whip Jim Clyburn pada hari Minggu (19/9) mengatakan bahwa Demokrat mungkin harus melewati kenaikan plafon utang tanpa dukungan Partai Republik.

“Saya pikir kita harus melakukan apa yang diperlukan dan menyampaikan pesan kepada rakyat Amerika yang sedang mencoba menghancurkan demokrasi besar yang kita harapkan tetap ada,” katanya kepada CNN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *