Belfast, Purna Warta – Polisi Irlandia Utara telah menyelundupkan mantan Menteri Luar Negeri AS Hilary Clinton dari Universitas Queen Belfast tempat ratusan mahasiswa berkumpul untuk mengecam pendiriannya tentang genosida Israel di Gaza.
Bentrokan meletus di kampus pada hari Kamis saat polisi bergerak untuk menghadapi para mahasiswa yang berkumpul untuk memprotes pidato Clinton.
“Empat mahasiswa telah ditangkap oleh Polisi Irlandia Utara yang agresif,” kata Majelis Palestina QUB yang mengorganisir protes tersebut di platform media sosial X.
Kelompok tersebut juga menerbitkan video yang memperlihatkan pasukan polisi menyerang orang-orang yang melakukan protes secara damai.
Pasukan polisi “menyeret, mendorong, dan mencekik para pengunjuk rasa, menggunakan tongkat mereka tanpa peringatan sebelumnya,” katanya.
Polisi mengonfirmasi empat orang ditangkap atas dugaan berbagai “pelanggaran ketertiban umum.” Penangkapan tersebut terjadi saat ratusan pengunjuk rasa menggelar unjuk rasa di luar Universitas Queen Belfast untuk memprotes pidato Clinton di KTT Inovasi Global tiga hari dan presentasi terjadwal oleh utusan AS untuk Irlandia Utara, Joe Kennedy.
Majelis Palestina QUB mengecam universitas tersebut karena mengundang dua orang yang digambarkannya sebagai “penjahat perang.” “Clinton telah menjadi pembela yang konsisten atas genosida yang dilakukan terhadap warga Palestina di Gaza, dan Kennedy mewakili pemerintahan yang telah mengawasi pasokan bom dan amunisi yang telah merenggut lebih dari 160.000 nyawa warga Palestina,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Clinton harus segera dibawa keluar dari universitas karena bentrokan meningkat di gerbang kampus, sementara Kennedy juga terpaksa membatalkan acara yang direncanakan di Mandela Hall di Queen’s Students Union, di seberang universitas.
Pada bulan Maret, sekelompok 260 staf, alumni, dan mahasiswa Queen menulis surat yang “menyatakan kekhawatiran yang mendalam” atas peran mantan ibu negara tersebut sebagai rektor.
Para pengunjuk rasa memegang gambar potongan besar Hilary Clinton dengan darah di tangannya di Belfast, Irlandia Utara, pada 14 November 2024. (Foto oleh PA Media)
Dalam sebuah posting di X, Majelis Palestina QUB menekankan bahwa para mahasiswa telah memprotes “keterlibatan universitas dalam genosida, kegagalan untuk mengutuk genosida” dan dukungan untuk Clinton “tanpa kekerasan atau penangkapan APAPUN selama setahun terakhir.”
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan tersebut sebagai tanggapan atas kampanye pertumpahan darah dan penghancuran yang telah berlangsung selama puluhan tahun oleh rezim Israel terhadap warga Palestina.
Serangan berdarah rezim tersebut di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 43.736 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 103.370 lainnya. Ribuan lainnya juga hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.