Washington, Purna Warta – Mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih itu mengatakan sulit untuk kembali ke JCPOA. Amerika Serikat tidak boleh menyerah dan dengan adanya penarikan pasukan dari Asia Barat, akan tetapi harus mempertahankan keberhasilannya di Kawasan itu.
John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan akan sulit untuk kembali pada kesepakatan nuklir dengan Iran.
Dalam wawancara dengan jaringan lokal Kurdistan 24, Bolton mengatakan bahwa dengan pergantian pemerintahan di Amerika Serikat, perubahan terbesar dalam kebijakan negara terhadap Iran di Asia Barat akan terjadi, tetapi sulit untuk kembali pada perjanjian nuklir dengan Iran.
Mengulangi klaimnya selama berada di pemerintahan Trump, politisi Republik garis keras menggambarkan Iran sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Asia Barat, dan mengatakan JCPOA tidak akan pernah berhasil memblokir aksi Iran di wilayah tersebut.
“Pemerintahan Joe Biden tampaknya lebih enggan daripada pemerintahan Trump untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan, Irak dan Suriah. Merupakan kesalahan besar bagi Amerika Serikat untuk meninggalkan apa yang telah menjadi kesuksesannya di Suriah utara dan di tempat lain,” kata Bolton dalam sebuah wawancara.
“Kepentingan pemerintahan Trump di Timur Tengah terbatas, dan dia lebih peduli untuk menarik militernya di wilayah tersebut, tetapi dia tidak memperhatikan konsekuensinya,” tambah Bolton, merujuk pada kesulitan bekerja dengan pemerintahan Trump.
Gedung Putih mengadakan pertemuan Komite Eksekutif Dewan Keamanan Nasional AS hari ini, Jumat (5/2) yang membahas mengenai masalah Iran dan program nuklirnya, situs berita AS Axios melaporkan, mengutip pernyataan orang dalam Gedung Putih.
Pejabat pemerintah Joe Biden telah mengumumkan dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka bermaksud membawa Amerika Serikat kembali pada JCPOA.
Pada Mei 2018, Amerika Serikat dengan melanggar kewajibannya telah menarik diri dari perjanjian yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB.
Namun, pemerintahan AS yang baru belum mengumumkan mekanismenya untuk kembali pada kesepakatan nuklir dengan Iran. Anggota tim Biden membuat pernyataan yang tidak jelas bahwa mereka berniat untuk menggunakan kembali IAEA sebagai dasar untuk memperkuat dan memperpanjang kesepakatan nuklir.
Meskipun Washington awalnya melanggar kesepakatan nuklir dan menarik diri darinya, pejabat pemerintah Biden mengatakan kembalinya mereka ke IAEA tergantung pada Iran, yang mana jikalau pihak Iran tetap melakukan pengurangan kewajibannya berdasarkan kesepakatan, maka pihak Biden tidak akan kembali ke JCPOA.