Washington, Purna Warta – Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel telah setuju untuk tidak terlibat dalam aktivitas militer selama Ramadhan di Jalur Gaza, di mana Israel berperang dengan militan Hamas.
Joe Biden juga mengatakan negara Yahudi tersebut berisiko kehilangan dukungan dari seluruh dunia karena jumlah kematian warga Palestina yang tinggi.
Biden, yang menyampaikan pernyataannya saat tampil di acara NBC “Late Night with Seth Meyers,” mengatakan Israel telah berkomitmen untuk memungkinkan warga Palestina mengungsi dari Rafah di selatan Gaza sebelum mengintensifkan kampanyenya di sana untuk menghancurkan Hamas.
Biden, yang pernyataannya direkam pada Senin dan disiarkan pada Selasa, mengatakan ada kesepakatan prinsip untuk gencatan senjata antara kedua pihak sementara para sandera dibebaskan.
“Ramadhan akan segera tiba, dan sudah ada kesepakatan dari pihak militer Israel bahwa mereka juga tidak akan melakukan aktivitas selama Ramadhan, untuk memberi kami waktu untuk mengeluarkan semua sandera,” katanya.
Bulan suci Ramadhan tahun 2024 diperkirakan akan dimulai pada malam tanggal 10 Maret 2024 dan berakhir pada malam tanggal 9 April 2024.
kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi mendadak yang disebut “Banjir Al-Aqsa” dari Gaza (Palestina selatan) melawan posisi rezim Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 dan Pada tanggal 24 November 2023, gencatan senjata empat hari dilakukan antara Israel dan Hamas , atau jeda pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.
Jeda perang ini berlanjut selama 7 hari dan akhirnya, pada Jumat pagi tanggal 1 Desember 2023, gencatan senjata berakhir dan rezim Israel melanjutkan serangan ke Gaza. Untuk membalas serangan mendadak “Banjir Al-Aqsa” dan untuk mengkompensasi kegagalannya serta menghentikan operasi perlawanan, rezim ini telah menutup semua penyeberangan Jalur Gaza dan membombardir daerah tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan, sejak 7 Oktober, jumlah syuhada di Gaza mencapai lebih dari 28 ribu orang.