Washington, Purna Warta – Presiden AS Joe Biden akan berkunjung ke Israel untuk menunjukkan dukungan terhadap Tel Aviv karena Washington telah menjanjikan lebih banyak bantuan militer kepada rezim pendudukan Israel.
Baca Juga : Aktivis Maroko Pro Palestina Dipenjara Karena Kecam Normalisasi dengan Israel
Pada akhir pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Biden akan mengunjungi Israel pada hari Rabu (18/10).
“Presiden akan mendengar dari Israel apa yang dibutuhkan untuk membela rakyatnya sementara kami terus bekerja sama dengan Kongres untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Blinken.
Pernyataannya muncul ketika pemerintahan Biden sedang mendorong persetujuan kongres untuk paket bantuan senjata baru untuk Israel dan Ukraina.
AS telah mengirim dua kapal induk ke Mediterania timur untuk mendukung rezim Israel dalam perang habis-habisan melawan Gaza. Blinken mengatakan Biden juga akan “mendengar dari Israel bagaimana mereka akan melakukan operasinya.”
Tur Biden di Asia Barat juga akan mencakup kunjungan ke Yordania untuk bertemu Raja Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina.
Baca Juga : Menlu Iran Peringatkan Konsekuensi Mengerikan Perang di Gaza
Israel dilaporkan merencanakan invasi darat ke Gaza yang dapat memicu perang regional di tengah meningkatnya bentrokan antara gerakan perlawanan Hizbullah dan pasukan Israel di sepanjang pagar yang memisahkan wilayah pendudukan dari Lebanon.
Militer Israel mengklaim pada hari Selasa bahwa mereka telah membunuh empat orang yang diduga mencoba melintasi pagar untuk menanam bahan peledak.
Perlawanan Palestina memberikan pukulan berat kepada rezim Israel dan sekutunya AS ketika mereka menembakkan rudal ke Tel Aviv dan al-Quds pada hari Senin, memicu sirene peringatan serangan udara yang memaksa Blinken dan Netanyahu bersembunyi di bunker.
Rudal-rudal tersebut juga mengirim anggota parlemen Israel ke tempat perlindungan di Knesset. Roket-roket tersebut ditembakkan di tengah meningkatnya ancaman Israel untuk membasmi Hamas dan bangsa Palestina.
Pada tanggal 7 Oktober, gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan operasi Badai al-Aqsa melawan Israel sebagai tanggapan terhadap kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang dilakukan rezim pendudukan selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Kampanye pemboman Israel di Gaza menewaskan lebih dari 2.800 orang, banyak di antaranya anak-anak dan wanita, dan melukai hampir 10.000 lainnya
Baca Juga : Iran Minta Tiongkok Turun Tangan Hentikan Perang di Gaza
Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, air, energi, dan makanan ke jalur pantai, yang merupakan rumah bagi lebih dari dua juta warga Palestina dan telah menderita akibat blokade Israel selama 16 tahun.
Serangan Israel telah membuat sekitar setengah warga Gaza meninggalkan rumah mereka, menurut PBB.