Washington, Purna Warta – Di tengah gejolak ekonomi, Bank of America mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan jatuhnya dolar AS.
Selain itu, hal ini memungkinkan kelompok negara berkembang BRICS untuk menyebarkan inisiatif de-dolarisasi ke seluruh dunia.
Baca Juga : Perlawanan Islam Bahrain Serang Pelabuhan Eilat Israel dalam Serangan Bersejarah
Utang nasional AS kini meningkat sebesar $1 triliun setiap 100 hari sejak tahun 2023. Utang yang tidak terkendali dapat menyebabkan bencana keuangan yang mendatangkan malapetaka tidak hanya di AS tetapi juga di seluruh dunia.
BRICS dan negara-negara berkembang lainnya khawatir bahwa utang dolar AS dapat membuat perekonomian negara asal mereka terpuruk. Mempertahankan cadangan dolar AS kini dipandang sebagai ancaman yang dapat merusak stabilitas keuangan selama bertahun-tahun.
Utang nasional dalam dolar AS kini mencapai angka tertinggi baru yaitu $34,4 triliun dan hampir tidak terkendali. Perwakilan terpilih di Capitol Hill dan pejabat dari Federal Reserve tidak mampu mengendalikan utang yang terus meningkat, lapor pengamat-guru.
Bank of America dalam artikel terbarunya memperingatkan bahwa dolar AS dan perekonomiannya akan menghadapi “tahun ledakan” pada tahun 2024. Meningkatnya utang nasional adalah alasan utama mengapa perekonomian AS kemungkinan akan menuju ke arah penurunan.
“Utang nasional AS meningkat sebesar $1 triliun setiap 100 hari,” tulis Michael Hartnett, Kepala Strategi Bank of America.
Baca Juga : Bank of America Mengeluarkan Peringatan atas Keruntuhan Dolar AS
Hartnett memperingatkan bahwa keruntuhan dolar AS akan segera terjadi jika utang semakin tidak terkendali tahun ini. “Ini tidak berakhir dengan baik,” tulis Genevieve Roch-Decter, mantan Manajer Aset di Grit Capital.
Selain itu, BRICS kini menunggu kemungkinan penurunan dolar AS dan dapat menguat dengan mata uang baru di pasar global.