Washington, Purna Warta – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah menyerahkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menyerukan “gencatan senjata segera” di Jalur Gaza terkait dengan pembebasan tawanan Israel yang ditahan di wilayah Palestina.
Dia menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Saudi al-Hadath di Jeddah pada hari Rabu, ketika tekanan meningkat terhadap AS untuk menengahi gencatan senjata dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Baca Juta : WHO Catat Lebih dari 400 Serangan terhadap Fasilitas Kesehatan di Gaza
“Faktanya, kami sebenarnya memiliki resolusi yang kami ajukan saat ini di hadapan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan” tawanan Israel, kata Blinken.
Ia juga menyatakan harapannya bahwa negara-negara di dunia akan mendukung usulan AS tersebut, dan menambahkan, “Saya pikir hal ini akan mengirimkan pesan yang kuat, sinyal yang kuat.”
Israel mengobarkan perang berdarah yang didukung AS di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Hamas melakukan operasi bersejarahnya terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Selama hampir enam bulan terakhir, AS telah memveto tiga rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera dalam serangan Israel, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 31.923 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 74.096 lainnya.
Baca Juta : PBB: Pengepungan, Kelaparan, dan Penyakit menjadi Pembunuh Utama di Gaza
Penyalahgunaan hak veto yang dilakukan AS telah menuai kecaman internasional dan semakin mengucilkan Washington di panggung dunia.
Sebelumnya pada hari Rabu, sekelompok 19 senator Partai Demokrat, yang dipimpin oleh Senator Tom Carper, mengirim surat kepada Presiden AS Joe Biden mendesak pemerintahannya untuk membangun “kerangka publik yang berani yang menguraikan langkah-langkah yang diperlukan” untuk mendirikan negara Palestina.
Krisis di kawasan ini telah “mencapai titik perubahan” yang mengharuskan AS untuk melakukan tindakan lebih dari sekedar “fasilitasi” perundingan Israel-Palestina, kata surat itu.
Hal ini terjadi beberapa hari setelah Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “penghalang bagi perdamaian” dan mendesak diadakannya pemilihan umum di wilayah pendudukan.
Baca Juta : Bank Dunia: Lebih dari Separuh Penduduk Gaza di Ambang Kelaparan
Dalam sambutannya di Senat, Schumer, pejabat tertinggi Yahudi di Amerika Serikat, mengatakan Netanyahu “sangat bersedia menoleransi jumlah korban sipil di Gaza, yang mendorong dukungan bagi Israel di seluruh dunia ke titik terendah dalam sejarah. Israel tidak dapat bertahan jika menjadi paria.”