Washington, Purna Warta – Amerika Serikat mengirimkan kapal selam berpeluru kendali ke kawasan Asia Barat dan mempercepat transit kelompok penyerang kapal induk, karena Israel tetap waspada terhadap serangan balasan dari Iran.
Baca juga: Gallant Sebut Gagasan Netanyahu untuk Hancurkan Hamas ‘Omong Kosong’
Pentagon mengonfirmasi pada Minggu (11/8) malam bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengiriman kapal selam berpeluru kendali USS Georgia ke kawasan tersebut.
Ia selanjutnya memerintahkan Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Abraham Lincoln, yang dilengkapi dengan jet tempur F-35C, untuk mempercepat transitnya yang sedang berlangsung ke daerah tersebut. Kelompok penyerang tersebut akan bergabung dengan kapal induk Theodore Roosevelt dan kapal perang pendampingnya yang telah dikerahkan ke Teluk Oman.
Pengerahan AS diumumkan setelah pembicaraan antara Austin dan menteri urusan militer Israel Yoav Gallant.
Para pejabat senior di Washington telah berulang kali bersumpah untuk terus memberikan dukungan “kuat” bagi rezim Israel saat rezim tersebut terus melanjutkan perang genosida di Gaza.
Ketegangan telah meningkat di seluruh kawasan Asia Barat setelah pembunuhan kepala biro politik gerakan perlawanan Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran bulan lalu.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran, Tehran, dirancang dan dilaksanakan oleh Israel, dengan dukungan dari pemerintah AS.
Haniyeh dibunuh pada tanggal 31 Juli, saat ia berada di Tehran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei memperingatkan rezim pendudukan tentang “hukuman keras”, dengan mengatakan Iran menganggapnya sebagai tugasnya untuk membalas darah Haniyeh.
Israel khawatir Iran dapat mengoordinasikan serangannya dengan Hizbullah, yang telah bersumpah untuk membalas dendam atas pembunuhan Fuad Shakur, seorang komandan tinggi, oleh Israel bulan lalu.
Pembunuhan beruntun tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa agresi Israel di Gaza berubah menjadi perang regional yang lebih luas.
Jenderal Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Austin dan Gallant juga membahas operasi militer Israel di Gaza.
Baca juga: Majdi al Tattar: Perenang Disabilitas Kesayangan Warga Gaza dan Peraih Medali Emas Dibunuh Israel
Seruan itu disampaikan sehari setelah serangan udara Israel menghantam sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di Gaza Sabtu dini hari, menewaskan sedikitnya 100 orang, dalam salah satu serangan paling mematikan dalam agresi Israel selama 10 bulan.
Mesin perang Israel, yang didukung oleh AS, terus merenggut lebih banyak nyawa warga Palestina di Jalur Gaza.
Serangan rezim Zionis sejak Oktober tahun lalu telah menewaskan hampir 40.000 warga Gaza termasuk 16.500 anak-anak dan melukai lebih dari 92.000 lainnya.