Washington, Purna Warta – Departemen Keuangan AS Rabu (6/7) sore menyatakan menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Sejumlah nama individu, perusahaan dan kapal dicantumkan dalam daftar penerima sanksi baru tersebut.
Dilansir dari Parstoday, alasan pemberlakukan sanksi baru yang dijatuhkan tersebut karena jaringan individu dan perusahaan yang masuk dalam daftar telah memanfaatkan perusahaan bayangan untuk mempermudah pengiriman dan penjualan minyak serta produk petrokimia dari perusahan Iran ke Asia Timur.
Baca Juga : Lebih Dari 30 Ribu Orang Yahudi Ukraina Bermukim di Palestina yang Diduduki
Pemerintah Amerika untuk memajukan perang ekonomi terhadap Republik Islam Iran, sejak beberapa tahun lalu menjatuhkan sanksi kepada Tehran dengan berbagai alasan. Washington mengharuskan perusahaan Amerika dan perusahaan di negara ketiga untuk mengikuti sanksi ini.
Kantor Intelijen Terorisme dan Keuangan (TFI) yang dibentuk di Kementerian Keuangan AS tahun 2004, tercatat sebagai arsitek perang ekonomi negara ini terhadap berbagai negara yang menentang kebijakan makro Washington.
Sebelumnya pada bulan Mei, Alena Douhan, Pelapor Khusus PBB Untuk Dampak Negatif Tindakan Paksaan Sepihak terhadap Kebebasan Hak Asasi Manusia, mengatakan sanksi-sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat terharap Iran berdampak buruk pada perekonomian negara tersebut dan memperburuk situasi kemanusiaan di negara yang terletak di Teluk Persia itu.
Baca Juga : Resmi, Boris Johnson Menyatakan Mundur dari PM Inggris
Douhan mengatakan sanksi-sanksi itu telah mempengaruhi kelompok ekspor utama Iran, bank, dan sejumlah perusahaan swasta dan milik negara, termasuk di sektor farmasi dan produksi makanan.
Lebih jauh Douhan mengatakan hal ini telah menyebabkan inflasi dan meningkatnya kemiskinan, serta menipisnya sumber daya negara untuk menangani kebutuhan dasar orang-orang berpendapatan menengah dan kelompok rentan lainnya. Ia kemudian mendesak negara-negara yang menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Iran, terutama Amerika Serikat, untuk segera mencabut sanksi itu.