AS Gelar Latihan Militer untuk Campuri Konflik Guyana-Venezuela

Washington, Purna Warta AS mengadakan latihan militer dalam sebuah konflik di Guyana menyusul referendum di Venezuela di mana para pemilih sangat mendukung klaim negara mereka atas wilayah Essequibo yang kaya minyak. “Bekerja sama dengan Angkatan Pertahanan Guyana, Komando Selatan AS akan melakukan operasi penerbangan di Guyana pada 7 Desember,” kata kedutaan Amerika di Georgetown dalam sebuah pernyataan Kamis.

Baca Juga : Pejabat Israel: Hizbullah Bisa Menyerang Lebih Dasyhat dari Hamas pada 7 Oktober

Rencana AS tersebut mendorong Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva untuk memperingatkan terhadap perang di Amerika Selatan. “Satu hal yang tidak kita inginkan di Amerika Selatan adalah perang,” kata pemimpin veteran itu pada pertemuan puncak blok regional Mercosur di Rio de Janeiro.

Wilayah yang disengketakan ini telah dikuasai oleh Guyana, bekas jajahan Inggris dan Belanda, selama lebih dari satu abad, namun Venezuela juga mengklaim kedaulatan atas wilayah tersebut yang mencakup sekitar dua pertiga wilayah Guyana.

Wilayah seluas 160.000 km persegi (61.776 mil persegi) di sekitar sungai Esequibo menjadi penting dalam beberapa tahun terakhir, setelah ditemukannya minyak dan gas lepas pantai oleh perusahaan energi AS ExxonMobil. Perbatasan maritim antara kedua negara juga menjadi sengketa.

Otoritas pemilu Venezuela mengatakan pada hari Minggu bahwa semua pertanyaan disetujui dengan lebih dari 95% persetujuan dan setidaknya 10,5 juta suara diberikan untuk jawaban “ya”.

Baca Juga : Ngeri! Israel Eksekusi Puluhan Warga Lansia Gaza dalam Operasi Penembakan

“Mandat rakyat adalah sesuatu yang sakral,” kata Presiden Nicolas Maduro pada sebuah acara pada hari Senin. “Itulah jalan yang saya ambil, sebagai kepala negara, untuk mengambil semua tindakan saya dan semua tindakan kita mulai saat ini dan seterusnya.”

“Era baru dalam perjuangan untuk Guayana Esequiba telah dimulai,” tambahnya, menggunakan nama yang diusulkan untuk negara baru Venezuela. “Sekarang kami akan memulihkan hak historis Venezuela.”

Caracas mengklaim Sungai Essequibo di sebelah timur wilayah tersebut merupakan perbatasan alami yang diakui sejak tahun 1777. Essequibo adalah rumah bagi 125.000 dari 800.000 warga Guyana.

Dewan Keamanan PBB akan bertemu secara tertutup pada hari Jumat untuk membahas ketegangan yang meningkat, sementara Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag diperkirakan akan menentukan di mana letak perbatasan kawasan.

Baca Juga : Warga Palestina yang Diculik di Gaza Bersaksi Disiksa dengan Kejam oleh Pasukan Israel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *