Washington, Purna Warta – Dewan Perwakilan Minnesota mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa kebijakan “tekanan maksimum” pemerintahan Donald Trump terhadap Iran telah gagal total.
Ilhan Omar, perwakilan Demokrat dari negara bagian Minnesota AS, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa kebijakan tekanan maksimum AS terhadap Iran gagal total.
“Sebagai sebuah strategi, itu jelas merupakan kegagalan,” ujarnya dalam wawancara dengan Responsible Statecraft, merujuk pada kebijakan tekanan maksimum pada pemerintahan Presiden Donald Trump. “Strategi ini tidak bisa berbuat apa-apa untuk membawa Iran ke hadapan meja perundingan. Faktanya, Iran sekarang memiliki uranium yang diperkaya 12 kali lebih banyak daripada kisaran yang ditentukan dalam perjanjian.”
Ilhan Omar melanjutkan dengan mengatakan bahwa strategi tekanan maksimum telah meningkatkan permusuhan terhadap Amerika Serikat dan membuatnya lebih sulit untuk mencapai kesepakatan lain dengan Iran.
Perwakilan negara bagian Minnesota pada aspek kemanusiaan dari kebijakan tekanan maksimum AS terhadap Iran mengatakan bahwa kebijakan ini “secara harfiah membunuh orang-orang yang tidak bersalah.”
Dia menambahkan: “Rakyat Iran, terutama wanita dan anak-anak miskin, menderita. Selama epidemi, mereka menghadapi kekurangan obat-obatan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.”
Ilhan Omar melanjutkan wawancaranya mengenai pelantikan pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden dan kemungkinan Washington kembali ke kesepakatan nuklir dengan Iran, dan mengatakan : “Kita harus melakukan segala hal yang kita bisa untuk membawa Iran kembali ke meja perundingan dan untuk mencapai kesepakatan. Hal ini bukan hanya bisa menenangkan rakyat Iran, tetapi juga untuk usaha pencegahan perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah yang mengancam Amerika Serikat dan dunia.”
“Saya mendorong Presiden terpilih AS dan Javad Zarif, kepala negosiator Iran di JCPOA, untuk menunjukkan kesediaan mereka untuk terlibat dalam masalah ini,” kata Ilhan Omar.
Baca juga: Rafael Grossi: Iran Ingin Perdamaian Global