Washington, Purna Warta – Para pengunjuk rasa yang menentang bantuan militer AS untuk Israel, yang melancarkan perang mematikan terhadap Jalur Gaza, telah memblokir keberangkatan kapal pasokan militer yang dilaporkan diperuntukkan untuk mengirimkan senjata ke wilayah-wilayah pendudukan.
Baca Juga : Lagi, Serangan Roket terhadap Pangkalan Amerika
Kerumunan yang berjumlah sekitar 200 pengunjuk rasa muncul di Pelabuhan Oakland pada hari Sabtu (4/11), menghalangi keberangkatan kapal pasokan militer AS ke Washington, di mana mereka mengatakan kapal tersebut akan memuat senjata yang ditujukan ke wilayah pendudukan Israel.
Protes ini diselenggarakan oleh Arab Resource Organizing Center yang berbasis di San Francisco. “Masyarakat mengetahui bahwa kapal tersebut menuju ke Israel untuk membawa kargo militer ke negara apartheid Israel karena keberanian para awak kapal yang memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan ini,” kata Lara Kiswani, direktur eksekutif kelompok tersebut.
“Saya di sini di Pelabuhan Oakland bersama kelompok yang memprotes keberangkatan kapal ini yang berencana mengirimkan senjata ke Israel untuk mendukung genosida orang-orang tak berdosa di Gaza,” kata pengunjuk rasa Becca Lewis.
Tujuannya, agar para pekerja kapal bersolidaritas terhadap gerakan masyarakat yang peduli terhadap pengiriman senjata, ujarnya.
Amerika Serikat, sekutu terbesar dan tertua Israel, telah memberikan ribuan kiriman senjata kepada rezim tersebut sejak 7 Oktober, ketika Tel Aviv memulai perang yang masih berlangsung melawan Gaza.
Pada hari Jumat, hari ke-28 serangan genosida Israel di wilayah pesisir, jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 9.227 orang, termasuk 3.826 anak-anak dan lebih dari 2.405 perempuan. Sedikitnya 23.516 orang terluka.
Rezim melancarkan perang setelah kelompok perlawanan Gaza melakukan Operasi Badai al-Aqsa, operasi terbesar mereka melawan entitas pendudukan selama bertahun-tahun.
Baca Juga : Tiga Milyar Orang Menanti Pidato Hassan Nasrallah; Apa yang Disampaikannya?
Sejak awal perang, AS mendukung serangan ganas Tel Aviv di wilayah Palestina sebagai sarana “pertahanan diri.”
Washington juga telah memberikan hak vetonya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan rezim pendudukan untuk menghentikan agresinya.