Kampala, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan teroris di sebuah sekolah di Uganda dan menyatakan simpati kepada pemerintah dan bangsa Uganda barat, pada Minggu (18/6), sebagaimana diberitakan Iran Press.
Pasukan yang terkait dengan ISIS membunuh 40 orang dan menculik beberapa lainnya dalam serangan di sebuah sekolah di Uganda barat dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo, kata polisi pada hari Sabtu (17/6).
Baca Juga : Mesir dan Iran Sepakat Bentuk Komite Bersama untuk Normalisasi
Lusinan siswa tewas dan sedikitnya enam orang lainnya diculik menyusul serangan di sebuah sekolah di Uganda barat oleh pemberontak bersenjata dari Pasukan Demokrat Sekutu, sebuah kelompok yang telah berjanji setia kepada ISIS – yang disebut militan Negara Islam.
Mayor Bilal Katamba, juru bicara operasi militer Uganda di Republik Demokratik Kongo, mengatakan sekitar 20 hingga 25 pemberontak menyerang sekolah di Mpondwe sekitar pukul 11 malam, menewaskan sedikitnya 26 siswa dan melukai delapan orang sebelum membakar sekolah. Laporan terbaru memperkirakan sekitar 40 orang tewas.
Delapan siswa yang terluka dilaporkan dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Bwera. Pihak berwenang dilaporkan masih berusaha memadamkan api pada Sabtu pagi. Dikhawatirkan akan ada lebih banyak mayat yang ditemukan, tetapi seorang juru bicara polisi mengatakan tidak ada orang yang masih hidup terperangkap di dalam gedung tersebut.
Sekolah menengah Lhubirira terletak di sepanjang perbatasan Uganda dengan Kongo, dan militer dilaporkan mengejar para tersangka di wilayah Taman Nasional Virunga DRC.
Baca Juga : Ketua Parlemen Iran: Gerakan Muqawamah Jauh Lebih Kuat dari Sebelumnya
Juru bicara itu mengatakan bahwa Polisi Uganda dan Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda sedang mengejar para tersangka. Menurut polisi Uganda, anggota Allied Democratic Forces (ADF), sebuah kelompok Uganda, menyerang sebuah Sekolah Menengah Atas di Liberia dan membakar asrama, serta menjarah makanan.
ADF adalah kelompok pemberontak yang didirikan di Uganda pada tahun 1995 sebagai kelompok bersenjata Islam. Tindakan keras sekitar 20 tahun yang lalu memaksa para pemberontak militan melarikan diri melintasi perbatasan ke hutan pegunungan di timur Republik Demokratik Kongo.
Menurut para peneliti yang melacak kelompok itu, kelompok itu semakin mematikan setelah menerima uang dari ISIS. Pada tahun lalu, ADF telah meledakkan pengunjung gereja, mengarahkan bom bunuh diri yang mematikan, mengorganisir pembobolan penjara yang membebaskan ratusan tahanan dan memenggal serta membakar hidup-hidup penduduk desa. Pada bulan Maret saja, kelompok tersebut dilaporkan membunuh 150 orang.
Pada 2021, ADF dituduh mendalangi pengeboman mematikan di ibu kota Kampala, Uganda, yang menewaskan enam orang. Uganda mengirim pasukan ke Kongo timur, di mana mereka tetap memerangi kelompok pemberontak.
Baca Juga : Normalisasi Saudi-Iran; Bukti Kegagalan AS Isolasi Iran
Dalam upaya menangkap para pelaku, tentara Uganda mengatakan pihaknya menggunakan pasukan udara dan darat untuk mengejar para penyerang.
“Pesawat telah tiba dan dikerahkan. Mereka akan mencari pemberontak ini ke mana-mana,” kata Dick Olum, komandan Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda kepada media.
Mengekspresikan kemarahan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menggambarkan tindakan mengerikan dan menyerukan agar pelakunya ditangkap.
Merujuk pada serangan teroris mengerikan yang terjadi di Uganda, juru bicara Kementerian Luar Negeri (MFA) Iran Nasser Kanaani menyebutnya sebagai penyebab keprihatinan dan selanjutnya menambahkan bahwa serangan biadab tersebut sekali lagi menunjukkan adanya bahaya terorisme dan ekstremisme yang merasuk ke komunitas global.
Juru bicara Iran untuk Urusan Luar Negeri, di tempat lain, menyerukan kerja sama global dan tindakan internasional yang efektif sebagai cara untuk melawan tindakan biadab tersebut.
“Perdamaian dan stabilitas akan tercapai di dunia jika terorisme dan ekstremisme dilawan dengan serius,” kata seorang juru bicara Iran, mengungkapkan harapan untuk penyelesaian perdamaian di dunia dan Afrika.
Baca Juga : Sayyid Ali Khamenei: Iran dan Uzbekistan Dengan Banyak Kesamaan Harus Perkuat Hubungan