Malawi, Purna Warta – Mozambik dan Malawi pada Senin (13/3) menghitung kerugian topan Freddy, yang menewaskan lebih dari 100 orang. Badai tropis Freddy adalah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat di belahan bumi selatan dan bisa menjadi siklon tropis yang bertahan paling lama, menurut Organisasi Meteorologi Dunia.
Topan itu menerjang Mozambik tengah pada Sabtu, merobek atap bangunan dan membawa banjir yang meluas di sekitar pelabuhan Quelimane, sebelum bergerak ke pedalaman menuju Malawi dengan hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor.
Tingkat kerusakan dan korban jiwa secara keseluruhan di Mozambik khususnya belum jelas, karena catu daya dan sinyal telepon terputus di beberapa bagian daerah yang terkena dampak.
Badai tersebut telah menewaskan 99 orang di Malawi, termasuk 85 orang di pusat komersial utama Blantyre, kata komisioner Departemen Urusan Penanggulangan Bencana, Charles Kalemba, dalam konferensi pers.
Jumlah total yang tewas akibat topan Freddy di Mozambik, Malawi, dan Madagaskar sejak pertama kali mendarat bulan lalu sekarang menjadi sekitar 136 orang.
Rumah sakit pusat di Blantyre telah menerima sedikitnya 60 jenazah pada sore hari, direktur negara Doctors Without Borders (MSF) Marion Pechayre mengatakan kepada Reuters melalui telepon, menambahkan bahwa sekitar 200 orang terluka sedang dirawat di rumah sakit.
“Luka-luka itu akibat pohon tumbang, tanah longsor, dan banjir bandang. Banyak rumah lumpur beratap seng, jadi atapnya jatuh menimpa kepala warga yang menyebabkan kematian dan luka-luka.” Ucapnya.