Kairo, Purna Warta – Seorang anggota personel keamanan Mesir dibunuh oleh tentara Israel dalam penembakan perbatasan di dekat Jalur Gaza, mendorong penyelidikan oleh Mesir dan Israel.
Juru bicara militer Mesir, Kolonel Gharib Abdel-Hafez, menyatakan militer Mesir sedang menyelidiki insiden yang terjadi pada Senin itu.
Baca Juga : Rusia: Mongolia adalah Kandidat Berikutnya untuk Keanggotaan SCO
Militer Israel juga mengakui “insiden penembakan” tersebut, dan menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi “beberapa jam yang lalu” dan sekarang sedang ditinjau. “Diskusi sedang dilakukan dengan pihak Mesir,” kata militer Israel.
Awal bulan ini, Israel menguasai perbatasan Rafah dari sisi Gaza, meningkatkan operasi militernya di wilayah tersebut, yang menuai kritik dari Mesir.
Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat setelah pasukan Israel bergerak ke Koridor Philadelphi, sebidang tanah sepanjang 14 kilometer dan lebar 100 meter di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir, dan menguasai penyeberangan Rafah.
Insiden terbaru ini dapat semakin memperumit situasi, karena Mesir memiliki perjanjian damai dengan Israel namun menolak membuka perbatasannya sebagai protes terhadap kendali Israel atas penyeberangan Rafah.
Baca Juga : Perspektif HAM AS-Israel; Dua Sisi dari Koin yang Sama
Ketegangan diplomatik ini penting karena Mesir juga berperan sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina.
Sementara itu, warga Palestina terus menderita di tengah perang genosida Israel yang didukung AS di Jalur Gaza yang terkepung.
Dalam agresi terbarunya, Israel membunuh lebih dari 50 pengungsi Palestina yang berlindung di tenda dan kamp di Rafah, sebuah kota yang sebelumnya dianggap sebagai “zona aman” oleh rezim Israel.
Bulan Sabit Merah Palestina memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat karena tingginya jumlah korban luka yang dikirim ke rumah sakit yang sebagian berfungsi, banyak di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga : Kecelakaan Helikopter Raisi Sedang Dalam Investigasi Teknis
Catherine Russell, direktur eksekutif UNICEF, mengungkapkan keterkejutannya atas gambar anak-anak dan keluarga yang terperangkap dalam serangan udara Israel di Rafah semalam.
“Harus ada gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan diakhirinya pembunuhan tidak masuk akal terhadap anak-anak,” tulis Russell di X.