Khartum, Purna Warta – Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi 538 WNI dari Sudan melalui Jeddah, Arab Saudi, karena negara tersebut sedang dilanda konflik bersenjata. Lebih dari 500 WNI yang terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 bayi, sebagian besar terdiri dari mahasiswa Indonesia, pekerja migran, dan karyawan perusahaan pengolahan makanan Indofood, serta staf KBRI dan keluarganya.
Evakuasi dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum, Sudan, dan menempuh perjalanan selama 15 jam dari Khartoum ke Port Sudan, dengan 15 pos pemeriksaan sepanjang perjalanan. WNI tersebut akan dipulangkan ke Indonesia setelah tiba di Jeddah melalui jalur laut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan bahwa tim bantuan evakuasi kecil telah dikerahkan untuk memastikan kepulangan WNI yang aman. Ini termasuk tim dari Jakarta yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, dan tim asistensi dari Riyadh dan Jeddah.
Tindakan cepat pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi warga negaranya dari Sudan menunjukkan komitmennya untuk melindungi WNI di luar negeri. Pemerintah telah menjalin komunikasi dengan pihak berwenang di Sudan untuk memastikan rute yang aman bagi warga negara Indonesia dan bekerja sama dengan kedutaan besarnya di Arab Saudi dan konsulat jenderal di Jeddah untuk memastikan proses pemulangan yang lancar.
Keterlibatan berbagai instansi pemerintah dalam upaya evakuasi, termasuk TNI AU dan Kementerian Luar Negeri, menggarisbawahi pentingnya koordinasi dan kerja sama dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan WNI di luar negeri.
Evakuasi warga negara Indonesia dari Sudan menyoroti dampak yang menghancurkan dari konflik bersenjata pada populasi yang rentan, termasuk warga negara asing yang tinggal dan bekerja di zona konflik. Konflik yang sedang berlangsung di Sudan telah membuat ribuan orang mengungsi dan menciptakan krisis kemanusiaan, dengan banyak yang menghadapi kerawanan pangan dan akses terbatas ke perawatan kesehatan.
Upaya untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di zona konflik sangat penting untuk mengatasi akar penyebab pengungsian dan melindungi hak dan keselamatan penduduk yang rentan. Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk mendukung upaya ini dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak konflik dan pengungsian.
Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, terdapat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan, sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.