Rabat, Purna Warta – Sekitar 2.500 pencari suaka menyerbu pagar perbatasan yang memisahkan daerah Melilla di Spanyol dari Maroko. Sekitar 500 orang lebih berhasil menyeberang di salah satu pintu gebang arus masuk terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut keterangan dari pemerintah lokal pada hari Rabu (2/3), para pencari suaka menggunakan kait untuk memanjat pagar tinggi yang memisahkan wilayah kecil itu dari Maroko dan melemparkan batu ke arah polisi.
Baca Juga : Senjata Nuklir di Belarus Mungkin Akan Dibangun
“Kekerasan yang digunakan oleh para imigran membuat pasukan keamanan Maroko kewalahan dalam usahanya untuk mencegah mereka mencapai pagar,” tambahnya.
Tiga Polisi Sipil Garda Spanyol menderita luka ringan dalam insiden tersebut dan tiga migran juga dirawat akibat cedera.
Sekitar 2.500 imigran sub-Sahara Afrika menyerbu perbatasan sekitar pukul 09:30 waktu setempat, tetapi pasukan keamanan Spanyol berhasil menahan sebagian besar dari mereka dan hanya sekitar 500 orang yang berhasil masuk, katanya lagi.
Baca Juga : Perang Rusia-Ukraina, Efeknya ke Dunia Arab dan Tugas Baru di Kawasan
Perbatasan Darat Eropa dengan Afrika
Melilla dan Ceuta adalah wilayah Spanyol lainnya di Afrika Utara, dan menjadi satu-satunya perbatasan darat Uni Eropa dengan Afrika.
Dua tempat tersebut adalah titik masuk yang disukai bagi para imigran Afrika yang tidak memiliki dokumen asli untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa. Mereka dapat sampai ke tempat tersebut dengan memanjat pagar perbatasan atau dengan berenang di sepanjang pantai.
Menurut pemerintah Maroko, kedua kota tersebut telah lama menjadi titik utama dalam hubungan diplomatik antara Rabat dan Madrid, dan menegaskan keduanya merupakan bagian integral dari Spanyol.
Baca Juga : Kota-Kota Utama Diserang Rusia, Biden Janjikan Hukuman untuk Putin
Pada pertengahan bulan Mei 2021, ketika Spanyol lengah, lebih dari 10.000 orang berenang atau menggunakan perahu karet kecil untuk menyeberang ke wilayah Ceuta.
Tahun lalu sekitar 1.092 migran berhasil memasuki Melilla, angka ini turun 23 persen dari tahun 2020, menurut angka kementerian dari dalam negeri.