Rakyat Burkina Faso Desak Prancis Tarik Pasukannya dalam Sebulan

Rakyat Burkina Faso Desak Prancis Tarik Pasukannya dalam Sebulan

Ouagadougou, Purna Warta Pemerintah militer Burkina Faso dilaporkan telah meminta Prancis untuk menarik pasukannya dari negara itu dalam waktu satu bulan, setelah pengunjuk rasa mengadakan unjuk rasa menentang kehadiran militer Prancis di negara Afrika tersebut.

Baca Juga : Raisi Perintahkan Penyelidikan Total atas Serangan Kedutaan Azerbaijan di Teheran

“Pemerintah Burkinabe Rabu lalu mengecam kesepakatan itu, yang telah mengatur, sejak 2018, kehadiran angkatan bersenjata Prancis di wilayahnya,” kata kantor berita negara AIB pada Sabtu, (28/1).

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memberi Prancis waktu satu bulan untuk menyelesaikan penarikan pasukannya.

Sementara itu, seorang sumber yang dekat dengan pemerintah membenarkan bahwa pihak berwenang telah menyerukan keberangkatan tentara Prancis dalam waktu singkat, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Dilaporkan rakyat Burkina Faso mengadakan aksi unjuk rasa menyerukan penghentian kerja sama militer dengan Prancis. Massa menuntut pemerintah baru Burkina Faso menjalin hubungan militer dengan Rusia untuk memerangi terorisme.

Prancis telah mengerahkan sekitar 400 pasukan militer ke Burkina Faso dengan dalih memerangi kelompok teroris, yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari dua juta orang mengungsi.

Perkembangan baru terjadi setelah ratusan orang berdemonstrasi menentang Paris di ibu kota Ouagadougou pada hari Jumat, meneriakkan slogan-slogan anti-Prancis dan memegang plakat yang meminta tentara Prancis untuk meninggalkan negara itu.

Beberapa pengunjuk rasa membakar bendera Prancis atau menggunakannya untuk memungut sampah. Negara itu diperintah oleh junta militer, dipimpin oleh Kapten Ibrahim Traore, yang merebut kekuasaan September lalu.

Baca Juga : Terungkap Motif Serangan Kedutaan Azerbaijan; Motif Pribadi bukan Terorisme

Pasukan Prancis menarik diri dari negara tetangga Mali tahun lalu, setelah kudeta tahun 2020 di bekas jajahan Prancis itu.

Burkina Faso, juga pernah berada di bawah kekuasaan Prancis, menyaksikan para perwira merebut kekuasaan pada September dalam kudeta kedua dalam delapan bulan Menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Burkina Faso dilanda pengaruh kelompok teroris yang terkait dengan al-Qaeda dan Daesh yang telah membunuh ribuan warganya, menciptakan salah satu krisis kemanusiaan yang tumbuh paling cepat di Afrika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *