Kinshasa, Purna Warta – Sedikitnya 52 warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan terbaru yang diduga dilancarkan oleh pemberontak Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) yang berafiliasi dengan ISIS di Republik Demokratik Kongo timur.
Serangan terpisah namun serentak terjadi pada hari Minggu dan Senin di beberapa kota di wilayah Irumu di provinsi Ituri, sebuah organisasi hak asasi manusia melaporkan pada hari Selasa (15/3).
Baca Juga : Peneliti Iran Berhasil Mendaur Ulang Karbon Dioksida
“Terduga pemberontak ADF melancarkan serangan di desa Otomabere, Ndimo dan Apende, dan menewaskan 52 orang,” kata Christophe Munyanderu, koordinator lokal Konvensi untuk Penghormatan Hak Asasi Manusia (CRDH) di Irumu.
“Sedikitnya 15 orang tewas di Apende, 18 di Ndimo dan di Otomabere 19. Desa-desa ini berdekatan satu sama lain,” tambahnya.
Munyanderu mengutuk pembunuhan itu dan menyerukan intensifikasi operasi militer di daerah itu, yang katanya telah menjadi pusat ADF.
“Kami ingin operasi militer dilancarkan secara serius di daerah itu…karena sejak pekan lalu, ADF telah membunuh warga sipil,” katanya.
Baca Juga : Blokir Kontaknya di WhatsApp Pasca 3 Bulan Menikah, Pria Asal Saudi Ini Ceraikan Istrinya
Ratusan Tewas Hanya dalam Tiga Bulan
Kelompok pemberontak ADF telah menyerang dan membunuh warga sipil di Republik Demokratik Kongo timur selama lebih dari dua dekade.
Pasukan Uganda dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) bersama-sama melakukan operasi militer untuk mengusir ADF.
Namun, meskipun operasi gabungan dan keadaan pengepungan diumumkan di provinsi Ituri dan Kivu Utara untuk membendung kekerasan, pemberontak terus mampu membuat kekacauan di kawasan.
Jumat lalu, sekitar 30 warga sipil dibunuh oleh tersangka militan ADF di wilayah Beni, di perbatasan antara provinsi Kivu Utara dan Ituri.
Baca Juga : India Tinjau Ulang Prosedur Pasca Insiden Rudal Supersonik ke Pakistan
Sedikitnya 383 warga sipil tewas dalam tiga setengah bulan terakhir sejak peluncuran operasi gabungan oleh FARDC dan pasukan Uganda, kata anggota parlemen Kongo Jean-Baptiste Kasekwa Selasa.
Anggota parlemen menambahkan bahwa lebih dari 2.000 orang telah tewas sejak pembentukan negara pengepungan di Kivu Utara dan Ituri.