Zaria, Purna Warta – Kabir Abu Bilal adalah seorang profesor yang memiliki pekerjaan kedua sebagai tukang las di utara kota Zaria. Pengelasan dipandang sebagai pekerjaan kasar dan biasa di Nigeria. Kabir mengejutkan banyak orang terlebih rekan-rekan universitasnya dengan membuka bengkel las.
Kabir mengatakan “aku tidak malu bekerja sebagai tukang las kendati aku adalah profesor. Aku menghasilkan lebih banyak uang dari mengelas.
Profesor berusia 50 tahun ini mengajar dan mengawasi penelitan para mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Ahmadu Bello. Universitas itu merupakan yang terbesar dan salah satu yang paling bergengsi di Nigeria. Ia bekeja disana selama 18 tahun dan menerbitkan sejumlah buku fisika dan teknik kelistrikan.
Baca juga: Lukisan Gustav Klimt Ditemukan kembali setelah 100 Tahun
Rekan akademisinya Profesor Yusuf Jibril menjelaskan bahwa rekan-rekannya melihat hal itu aneh “masyarakat membuat kita berfikir bahwa seseorang itu terlalu hebat dan besar untuk pekerjaan tertentu. Namun itu tidak betul”.
“Apa yang ia kerjakan tidaklah memalukan bahkan patut dipuji dan yang lain harus belajar darinya”. Profesor Kabir juga setuju bahwa masyarakat terutama tamatan universitas harus berfikir terbuka tentang cara mereka mencari uang.
“Pendidikan tidak boleh mencegah orang dari pekerjaan semacam ini. Aku terkejut ada orang-orang dengan gelar tinggi memandang pekerjaan semacam ini merendahkan seseorang”.
Ucapannya sangatlah mengena sebagaimana Stutern Nigeria Graduate Report menyampaikan bahwa lebih dari 40% tamatan universitas gagal mendapatkan pekerjaan di Nigeria, negara dengan populasi terbesar di Afrika.
Awal Mula Pekerjaan Pengelasannya
Sekitar 20 tahun lalu Kabir membuka bengkel kecilnya. Pada 2022 setelah ia dipromosikan sebagai seorang profesor ia mampu mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar. Hal ini membuatnya mampu membeli peralatan lebih banyak dan mampu menyelasaikan pekerjaan yang lebih besar. Para pelanggan biasa memesan pintu besi, bingkai jendela dan lainnya.
Kabir mengatakan “aku mengambil pekerjaan berapapun kecilnya. Bahkan hanya sekedar satu pintu aku akan menyelesaikannya dengan senang hati untuk mendapatkan uang”. Ia sejak kecil suka membongkar dan memasang kembali alat-alat seperti radio, yang hobi itu ia kembangkan di kemudian hari.
Ia mengatakan “disini (universitas) aku menjumpai teknik sebagai sebuah teori. Aku membutuhkan tempat untuk mengekspresikan diriku”. “keinginan itulah yang mendorongku membuka bengkel ini”. Bengkel tak hanya memenuhi keinginan pribadinya untuk berekspresi melainkan membantunya pula secara finansial.
Profesor Kabir mengatakan bahwa pekerjaannya ini membuatnya lebih mandiri dan bahkan mampu membeli mobil yang bagus – Mercedes. Di masa-masa sulit ia bahkan membantu orang-orang yang mengejek pekerjaannya. “ketika para dosen universitas melakukan mogok kerja selama 8 bulan pada tahun 2022 aku tetap mendapatkan pemasukan dengan ini. Disaat kami tidak digaji oleh universitas dan beberapa rekanku datang meminta tolong” katanya.
Profesor Kabir Abu Bilal berharap mampu menginspirasi orang lain untuk mencari pekerjaan sepertinya.