PPI Timur Tengah dan Afrika Launching Buku Poros Global Moderasi Beragama

PPI Timur Tengah dan Afrika Launching Buku Poros Global Moderasi Beragama

Tunis, Purna Warta  Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika atau PPIDK Timtengka meluncurkan buku ‘Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah’. Buku ini merupakan kumpulan tulisan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika yang dilincurkan bersamaan dengan pelaksanaan Simposium PPIK Timtengka di Tunis, ibukota Tunisia.

Baca Juga : Buka Simposium PPI di Tunisia, Dubes Zuhairi Tuntut Mahasiswa Indonesia Jadi Agen Moderasi Beragama

Dilansir dari Detik.com, acara Simposium PPIDK Timtengka 2023 ini mengusung tema serupa dengan buku ‘Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah’. Simposium digelar di Tunisia selama 3 hari dan dihadiri perwakilan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika, baik secara langsung maupun virtual.

Buku ini ditulis oleh 37 pelajar Indonesia berisi gagasan dan pemikiran tentang diskursus moderasi beragama serta pengalaman moderasi beragama di Indonesia dan Timur Tengah. Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, mengatakan dirinya optimis Indonesia akan memiliki tokoh besar yang menjaga Indonesia. Hal ini menurutnya terlihat dari tulisan-tulisan mahasiswa tersebut.

“Membaca dan menelaah tulisan-tulisan di buku ini, saya optimis bahwa kita mempunyai para ulama dan cendekiawan di masa depan yang akan melanjutkan misi menjaga dan membangun Indonesia,” ujar Zuhairi, Kamis (20/7).

“Saya yakin, ketika para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah memiliki prinsip cinta ilmu, Indonesia yang akan datang akan semakin cerah. Ghadan asyaddu isyraqan,” tuturnya Zuhairi.

Zuhairi berharap para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika dapat mempersiapkan diri dengan ilmu. Ia juga memiliki program pemberdayaan mahasiswa sebagai dukungan agar para mahasiswa terus belajar.

Baca Juga : Meski Dikecam, AS akan Kirim hingga $400 Juta Bantuan Militer ke Ukraina

Sementara itu, Mahasiswa RI di Universitas Zaitunah Tunisia, Nata Sutisna, mengatakan melalui buku tersebut para pelajar Indonesia di Timur Tengah membuktikan memiliki gagasan membangun kehidupan umat manusia yang berkeadaban melalui moderasi beragama.

“Melalui buku ini kami ingin menegaskan, bahwa pelajar Indonesia di Timur Tengah berpikiran moderat dan mempunyai gagasan membangun wacana keagamaan yang humanis, moderat, dan toleran. Kami ingin menghapus asumsi yang mengatakan kalau alumni Timur Tengah itu ekstrem dan anti Pancasila,” ujar Nata.

“Di buku ini kami menulis tentang diskursus moderasi beragama sebagai cara beragama yang relevan untuk diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” sambungnya.

Hasilkan Piagam Tunis Berisi Gerakan Moderasi Beragama

Selain itu, Simposium PPIDK Timtengka juga menghasilkan Piagam Tunis. Piagam ini berisikan manifesto moderasi beragama, gerakan bersama, dan rekomendasi.

Piagam Tunis ini lahir dari kesadaran mahasiswa Indonesia di Timur Tengah tentang Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menginspirasi dunia. Ketua Simposium Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika, Ahmad Hashif, mengatakan ilmu pengetahuan yang dalam terhadap agama akan mengantarkan pada cara beragama yang moderat.

Baca Juga : Pawai Besar-besaran di Sana’a untuk Al-Quran

“Piagam Tunis ini berisi manifesto moderasi beragama, gerakan bersama, dan rekomendasi. Dengan ini kami bermaksud mendorong para mahasiswa yang belajar di Timur Tengah agar orientasinya adalah ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang dalam terhadap agama akan mengantarkan pada cara beragama yang moderat,” ujar Hashif.

“Tujuan dan visi kami saat ini adalah bagaimana para mahasiswa di Timur Tengah dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara”, sambungnya.

Ia menilai saat ini isu radikalisme dan terorisme atas nama agama masih terus berlangsung. Oleh sebab itu, ia berharap Piagam Tunis yang dibuat dapat menjadi panduan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah untuk memperkokoh wawasan kebangsaan dan kemanusiaan.

“Maka, di Piagam Tunis ini kami buat gerakan bersama untuk mengkaji lebih dalam tentang paradigma moderasi beragama,” ujar Hashif.

Dalam Piagam Tunis, salah satu yang dicantumkan bahwa moderasi beragama menjadi modal dan potensi yang besar bagi Indonesia untuk memimpin dan menginspirasi dunia dalam mewujudkan perdamaian. Moderasi beragama juga disebut menjadi jembatan pemersatu hubungan bilateral Indonesia- Timur Tengah yang dapat memberikan manfaat bagi segala aspek, baik pendidikan, ekonomi, kebudayaan, maupun politik.

Baca Juga : Kepala Staff Angkatan Bersenjata Iran Puji Latihan Skala Besar Angkatan Udara

Selain itu, dalam Piagam Tunis, para pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika berkomitmen menjadikan Pendidikan Moderasi Beragama sebagai program utama yang diselenggarakan di setiap PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di kawasan. Para mahasiswa ini juga berkomitmen untuk menjaga nama baik Indonesia di Timur Tengah dan Afrika dengan tidak terlibat organisasi terlarang dalam tataran nasional, regional, dan global, serta mengukuhkan wawasan kebangsaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *