Purna Warta – Perilaku dan cara berkomunikasi Amerika dengan Niger merupakan salah satu faktor utama rusaknya hubungan Niger dengan Amerika. PM Niger Ali Mahamane Lamine Zeine mengatakan bahwa hubungan dengan Amerika terputus secara signifikan.
Baca juga: Biden Menyetujui Undang-Undang Pelarangan Uranium Rusia
Diantara yang memperparah putusnya hubungan dengan Amerika adalah usaha salah satu pejabat Amerika untuk mendikte kebijakan politik luar negeri Niger terkait pemilihan partner. Selain itu, kegagalan dalam memberikan alasan kuat terkait keberadaan pasukan Amerika di Niger juga ikut memperkeruh suasana. Setelah kudeta militer tahun lalu, Amerika menahan bantuan dan perjanjian keamanan dengan Niger.
“Amerika menetap di tanah kita, tidak melakukan apapun ketika teroris membunuhi orang-orang kita dan membakar kota” ujar PM Niger. “Datang begitu ke tanah kita dan membiarkan teroris menyerang kita, ini bukanlah tanda pertemanan. Kita sudah melihat apa yang Amerika lakukan untuk membela teman dan sekutunya. Sudah kita saksikan itu di Ukraina dan Israel” tambahnya.
Zeine menggambarkan bahwa para pejabat pemerintahan Niger kebingungan dengan sikap Amerika. Mereka menahan bantuan militer namun memaksa supaya pasukan mereka tetap berada disana. Semua itu dilakukan tanpa memberikan kejelasan mengenai keberadaan mereka.
PM Niger menyebutkan bahwa pemerintahan Niger merasa tersinggung oleh komentar Molly Phee, Pejabat Amerika Urusan Afrika dalam kunjungannya bulan Maret lalu. Phee memperingatkan pemerintahan supaya tidak berinteraksi dengan Iran atau Rusia. Hal itu tidak diterima oleh Washington, jika Niger mau menjaga hubungan dengan Amerika.
Zeine juga mengatakan bahwa Phee mengancamnya dengan sanksi jika Niger mau membuat kesepakatan nuklir dengan Iran.