Khartoum, Purna Warta – Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan pada hari Rabu bahwa situasi keamanan pangan Sudan menuntut tindakan segera karena konflik yang sedang berlangsung, hujan lebat, dan banjir.
Baca juga: China Tegaskan Akan Hancurkan Perambahan Asing di Laut Cina Selatan
Abdul Hakim Elwaer, asisten direktur jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia mengunjungi Port Sudan pada hari Selasa untuk menilai situasi tersebut. Ia mengatakan bahwa sekitar setengah dari populasi Sudan terkena dampak konflik, yang telah menghambat upaya bantuan kemanusiaan, Xinhua melaporkan.
Ia mengatakan FAO sedang berupaya mendistribusikan benih untuk musim dingin mendatang guna mendukung produksi sayur dan gandum di tengah tantangan dalam menjangkau petani yang terkena dampak.
FAO telah mengembangkan rencana tanggap darurat senilai 104 juta dolar AS untuk Sudan pada tahun 2024, dengan fokus pada distribusi benih untuk musim tanam tahunan dan musim panas.
Baca juga: Starmer Mengatakan Layanan Kesehatan Nasional Inggris Memerlukan Operasi Besar
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya telah memperingatkan potensi bencana kelaparan di beberapa wilayah Sudan akibat krisis keamanan pangan. Laporan terbaru dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyoroti tingkat keparahan krisis tersebut. Namun, pemerintah Sudan telah membantah klaim tersebut, dengan menyangkal adanya kesenjangan pangan yang signifikan.
Sejak 15 April 2023, Sudan telah terlibat dalam konflik kekerasan antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter. Konflik tersebut telah mengakibatkan sedikitnya 16.650 kematian dan jutaan orang mengungsi.