Pasca Banjir Dasyhat, Wabah Penyakit Menjadi Ancaman Mematikan di Libya

Pasca Banjir Dasyhat, Wabah Penyakit Menjadi Ancaman Mematikan di Libya

Tripoli, Purna Warta Kekhawatiran semakin meningkat bahwa penyakit dapat mencengkeram Derna yang dilanda banjir ketika layanan sanitasi dan pengolahan air runtuh di seluruh Libya.

Badan-badan bantuan dan pekerja penyelamat di Derna yang dilanda banjir mengatakan bahwa kuburan massal dan ratusan jenazah di kota dan wilayah pesisir dapat mencemari pasokan air. Pemerintah setempat mengatakan setidaknya 150 orang jatuh sakit pada akhir pekan lalu setelah meminum air yang tidak aman.

Baca Juga : Tiongkok Deklarasikan Kemitraan Strategis dengan Suriah

Semburan lumpur dan batu yang menerjang Wadi Derna membawa banyak korban ke laut, namun kini banyak pula yang hanyut kembali ke pantai. PBB telah memperingatkan bahwa seperempat penduduk kota itu mungkin terbunuh atau terluka.

Perkiraan tersebut memperhitungkan sekitar 10.000 orang yang masih hilang. PBB mengatakan setidaknya 40.000 orang kehilangan tempat tinggal. Pemerintahan Libya yang berbasis di Tripoli mengatakan pada hari Minggu bahwa sekitar 900 bangunan telah hancur total sementara 500 bangunan lainnya rusak parah.

Utusan PBB untuk Libya, Abdoulaye Bathily, kembali dari perjalanan ke Derna pada hari Minggu. Dia mengatakan bencana tersebut membuat kota tersebut kewalahan dan menyerukan tanggapan internasional yang lebih besar.

Baca Juga : Hamas Kecam Kongo yang Berencana Memindahkan Kedubesnya untuk Israel ke Al-Quds

Bathily berkata, “Krisis ini berada di luar kemampuan Libya untuk mengatasinya, krisis ini melampaui politik dan perbatasan.”

Ada spekulasi bahwa pihak berwenang setempat akan menutup Derna untuk menghentikan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air. Islamic Relief mengatakan jumlahnya akan segera membengkak menjadi ribuan karena kurangnya air bersih.

Badan-badan bantuan telah mendesak masyarakat untuk menghindari penguburan di kuburan massal, serta kremasi massal, karena prosedur seperti itu dapat mempercepat penyebaran penyakit. Petugas penyelamat dan pemulihan mengatakan ratusan jenazah masih ditemukan di pantai dan di seluruh kota.

Baca Juga : Presiden Assad tiba di Tiongkok untuk Kunjungan Pertama dalam Dua Dekade Terakhir

Situasi di banyak kota dan desa terpencil masih menjadi jelas karena jalan dan jembatan hancur. Bau kematian di Derna begitu menyengat sehingga tim penyelamat menemukan jenazah tanpa bantuan anjing pelacak atau teknologi pencarian dan penyelamatan setelah belajar membedakan bau tersebut dari sampah yang membusuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *