Militan Bantai 132 Warga Desa dalam Serangan di Mali

Militan Bantai 132 Warga Desa dalam Serangan di Mali

Bamoko, Purna Warta Militan dilaporkan telah membantai 132 warga sipil dalam sejumlah serangan di desa-desa di Mali tengah selama akhir pekan dalam insiden besar terbaru di situasi keamanan yang memburuk di negara Afrika Barat yang terkurung daratan itu.

Anggota kelompok Katiba Macina menyerang setidaknya tiga desa di komune pedesaan Bankass, di wilayah Mopti tengah Mali, pada malam antara Sabtu dan Minggu, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Senin.

Baca Juga : Reformasi Konstitusi, Kabinet Sri Lanka Pangkas Kekuasaan Presiden Rajapaksa

Jumlah korban tewas kumulatifnya adalah 132 warga sipil dan beberapa pelaku telah diidentifikasi, tambahnya.

Pejabat lokal melaporkan pembunuhan sistematis oleh orang-orang bersenjata di Diallassagou dan dua kota sekitarnya di lingkaran Bankass, sarang kekerasan Sahel yang telah dikenal sejak lama.

“Mereka juga telah membakar gubuk, rumah, dan mencuri ternak, mereka mengambilnya dengan seperti peliharaan mereka sendiri,” kata seorang pejabat setempat yang untuk alasan keamanan berbicara dengan syarat anonim.

Dia dan pejabat lain, yang seperti dirinya telah melarikan diri dari desanya, mengatakan jumlah korban tewas masih dihitung pada hari Senin.

Baca Juga : Tindakan destruktif Israel dan Turki di Suriah Halangi Upaya Stabilisasi

Nouhoum Togo, kepala sebuah partai di Bankass, kota utama di daerah itu, mengatakan jumlah korban bahkan lebih tinggi dari 132 yang diumumkan oleh pemerintah, yang menyalahkan gerilyawan yang berafiliasi dengan Al Qaeda atas pembunuhan itu.

Pemberontakan Sengit

Mali sedang berjuang untuk membendung pemberontakan gerilyawan yang berakar setelah kudeta tahun 2012 dan sejak itu menyebar dari utara negara Afrika Barat yang gersang itu.

Ribuan orang tewas dan jutaan orang mengungsi di seluruh wilayah Sahel.

Beberapa kelompok memiliki hubungan dengan kelompok teror Al Qaeda dan Daesh.

Pemberontakan juga telah menyebar ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger meskipun ada upaya internasional yang dipimpin oleh Prancis untuk menumpasnya.

Baca Juga : Sekretaris Energi AS: Biden Akan Bertemu Bin Salman Untuk Masalah Energi

Prancis pada Februari mengatakan akan menarik pasukan yang dikerahkan ke Mali hampir satu dekade lalu setelah hubungan dengan junta militer yang mengambil alih kekuasaan setelah kudeta pada Agustus 2020 memburuk awal tahun ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *