Mesir Tekankan Gencatan Senjata Segera di Gaza

Kairo, Purna Warta – Mesir menekankan urgensi gencatan senjata segera dan diakhirinya pembantaian massal di Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty, dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Prancis Stephane Sejourne di Kairo pada hari Sabtu, menekankan, “Kesempatan masih tersedia untuk mengakhiri pembantaian massal yang terjadi di Jalur Gaza jika niat tulus dan jika ada kemauan politik di antara para pihak.”

Baca juga: Iran Kecam Kelicikan Israel dalam Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza

Abdelatty menambahkan, “Mesir melakukan upaya luar biasa untuk menahan konsekuensi bencana dari perang berkepanjangan di Gaza dan memainkan peran yang bertanggung jawab untuk mencegah keadaan menjadi tidak terkendali,” lapor Anadolu.

Pernyataan tersebut menyusul pengumuman oleh AS, Mesir, dan Qatar pada hari Jumat bahwa mereka telah mengusulkan “proposal penghubung” kepada Israel dan Hamas yang bertujuan untuk menutup celah yang tersisa guna memfasilitasi implementasi cepat kesepakatan tersebut.

Menurut pernyataan bersama dari AS, Mesir, dan Qatar, diskusi yang diadakan selama dua hari di Doha digambarkan sebagai “serius dan konstruktif” dan dilakukan dalam suasana yang positif.

Meskipun para mediator tidak mengungkapkan secara spesifik proposal baru tersebut, mereka mencatat bahwa proposal tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh Presiden Biden pada tanggal 31 Mei 2024, dan Resolusi Dewan Keamanan No. 2735.

Hamas menolak untuk terlibat dalam diskusi baru tersebut, bersikeras bahwa Tel Aviv mematuhi perjanjian yang dibuat pada bulan Juli, yang didukung oleh Biden dua bulan sebelumnya, sebagaimana dilaporkan oleh media.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober.

Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 40.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.400 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.

Baca juga: Serangan Israel di Pelabuhan Al-Hudaydah Merupakan Kejahatan Perang

Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *