Banjul, Purna Warta – Abdoulaye Diop, Menteri Luar Negeri Mali, baru-baru ini melakukan wawancara eksklusif dengan jurnalis Iran Press di Banjul, di mana ia menyuarakan kekhawatirannya mengenai situasi saat ini di Palestina, yang dianggapnya tidak dapat diterima dan tidak adil.
Baca Juga : IRGC Ungkap Israel Dibantu 240 Pesawat Tempur AS Bendung Operasi Pembalasan Iran
Ia menekankan pentingnya komunitas Islam bersatu untuk mengutuk apa yang terjadi namun juga menekankan bahwa komunitas internasional, yang dipimpin oleh umat Islam yang bersatu, harus mampu memberikan solusi. Menurut Diop, situasi saat ini tidak adil dan ada yang menggambarkannya sebagai genosida.
Menteri Luar Negeri Mali menyerukan gencatan senjata segera dan negara-negara besar yang menyetujui kejadian tersebut agar mengambil tanggung jawab dan membantu menghentikan pembantaian penduduk Palestina. Dia juga mengusulkan peta jalan politik berdasarkan solusi dua negara, yang akan mendukung pembentukan negara Palestina. Diop menyatakan bahwa Mali menyampaikan pesan ini atas nama presiden transisi dan bahwa resolusi tersebut dapat menjadi pertimbangan.
Dia mengakui bahwa deklarasi saja tidak akan menyelesaikan masalah. Dia menyerukan inisiatif terkoordinasi dan tindakan nyata, dan menyatakan bahwa persatuan dunia Muslim akan menjadi faktor penentu solusi. Diop menekankan bahwa hanya pembentukan negara Palestina yang bisa menyelesaikan masalah ini dan pembantaian yang sedang berlangsung tidak akan membawa solusi apa pun, melainkan mengarah pada mobilisasi banyak kelompok perlawanan lain di pihak Palestina, sehingga melanggengkan siklus balas dendam.
Baca Juga : Raisi: Posisi Iran di Dunia Meningkat setelah Operasi Anti-Israel
Pertemuan para kepala negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15 baru-baru ini berlangsung di Banjul, Gambia, dengan dihadiri Menteri Luar Negeri Iran.