Dakar, Purna Warta – PBB sangat khawatir terkait meningkatnya ketegangan di Senegal mengikuti penundaan pemilu presiden. Jadwal awal pemilu presiden Senegal adalah 25 Februari namun ditunda hingga Desember mendatang. Hal tersebut tentu memicu amarah publik dan juga elemen-elemen pemerintahan lainnya.
Baca Juga : Tumpahan Minyak Trinidad dan Tobago Menjadi Situasi Darurat Nasional
Akses internet pada hari selasa (13/02) diputus untuk kedua kalinya di bulan ini dengan meningkatnya ketegangan dan tewasnya 3 orang demonstran. Kementerian Komunikasi Senegal menyatakan bahwa pemutusan akses internet disebabkan oleh penyebaran pesan-pesan kebencian dan provokatif. Hal-hal tersebut memicu demonstrasi brutal yang menimbulkan kerugian jiwa dan materiil secara signifikan.
Awal bulan ini, Presiden Senegal, Macky Sall mengatakan akan menunda pemilu. Kemudian, pada 5 Februari parlemen menyetujui keputusan tersebut dan secara tidak langsung memperpanjang masa jabatan Macky Sall. Presiden Senegal ini mengumumkan bahwa sebab penundaan adalah adanya perselisihan terkait kelayakan para calon presiden.
Dilaporkan dalam unjuk rasa 3 orang tewas dan 266 orang ditangkap ditengah meningkatnya ketegangan. Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Volker Turk meminta pemerintah Senegal untuk mengadakan dialog nasional terbuka dan menjamin partisipasi grup-grup oposisi, wanita, pemuda dan kelompok termarjinalkan.
Baca Juga : Perdagangan Iran dengan Negara-negara SCO Meningkat 5,5%
Pada selasa (13/02) Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa Senegal harus mengadakan pemilu sesegera mungkin. “Prancis menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban tewas dalam unjuk rasa di Senegal baru-baru ini” kata kementerian. Perwakilan ECOWAS atau blok Afrika barat juga sudah tiba pada hari senin (12/02) untuk melakukan mediasi dalam krisis politik yang terjadi di negara tersebut.