Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyuarakan keprihatinan tentang situasi mengerikan warga sipil di kota el-Fasher, ibu kota provinsi Darfur Utara Sudan dan kota besar terakhir yang dikuasai oleh tentara Sudan.
Baca juga: Satu Tahun Operasi True Promise I, ketika Entitas Zionis Terurai Seperti Jaring Laba-laba
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Jubir Iran Esmaeil Baqaei mengutuk pengepungan el-Fasher dan serangan terhadap warga sipil Sudan yang tak berdaya di kamp Zamzam dan Abu Shorouk.
Menyatakan keprihatinan tentang situasi kritis di provinsi Darfur Utara Sudan, juru bicara Iran menyerukan diakhirinya pengepungan el-Fasher, penghentian serangan terhadap warga, dan perlindungan terhadap nyawa warga sipil sesuai dengan hukum humaniter internasional.
Ia juga menegaskan kembali dukungan Iran terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Sudan.
Setidaknya 300 warga sipil tewas dalam serangan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter di kamp-kamp pengungsi di Darfur, Sudan, selama akhir pekan.
Baca juga: Iran Beri Informasi Singkat kepada Arab Saudi tentang Pembicaraan dengan AS
Serangan pada hari Jumat dan Sabtu di sekitar kamp pengungsian Zamzam dan Abu Shouk serta kota el-Fasher juga telah menyebabkan sekitar 400.000 orang mengungsi, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB.
Setidaknya 20.000 orang tewas dan 13 juta orang mengungsi akibat perang saudara di Sudan sejak April 2023, dengan hampir empat juta orang menyeberang ke negara-negara tetangga.